IHSG terkoreksi pada penutupan

Sepanjang sesi perdagangan kemarin, IHSG sempat menguat hingga menyentuh 7.935 (+0,86%) dan mayoritas bergerak di area harga tertinggi. Namun, menjelang penutupan indeks berbalik arah dan ditutup melemah ke level 7.767 (-1,28%). Koreksi ini terjadi cukup mengejutkan bagi sebagian pelaku pasar. Meski begitu, kami sudah konsisten mengingatkan sejak Tiger Insights 29 Agustus 2025 bahwa pivot date berikutnya diperkirakan jatuh pada 9 September 2025 yang kami proyeksikan menjadi titik bottom sebelum IHSG melanjutkan tren penguatan, ya Mayfriends.

 

Saham perbankan melemah, rokok menguat

Outflow asing tercatat sebesar Rp 526 miliar, dengan tekanan jual terbesar di sektor perbankan. Saham BBCA terkoreksi -3,75% dan BMRI turun -4,06% di tengah tekanan jual tersebut. Sebaliknya, saham rokok justru berbalik menguat signifikan, HMSP +17,76% dan GGRM +12,50%. Pergerakan ini lebih dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap potensi pergeseran kebijakan fiskal di bawah Menteri Keuangan baru. Pasar masih menanti langkah-langkah awal Purbaya untuk melihat seberapa besar dampaknya terhadap sektor-sektor sensitif.

 

Menkeu kena reshuffle, pasar cari keseimbangan baru

Dalam pidato Presiden Prabowo kemarin, lima menteri kabinet resmi dirombak. Perubahan paling signifikan bagi pasar adalah digantinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dengan Purbaya Yudhi Sadewa. Kejutan ini memicu koreksi tajam IHSG karena investor masih menimbang arah kebijakan fiskal ke depan. Purbaya sendiri bukan nama baru, ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama sebuah perusahaan sekuritas pada 2006–2008. Dengan latar belakang tersebut, pasar berharap ia mampu menghubungkan kebijakan ekonomi dengan sentimen pasar modal.