IHSG lanjut kuat pasca bentuk gap up

Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil membentuk gap up meskipun akhirnya gagal ditutup lebih tinggi dari harga pembukaan. Kondisi ini membuka peluang volatilitas yang lebih tinggi hari ini dengan potensi naik dan risiko turun yang relatif seimbang. Tekanan capital outflow juga menurun drastis, hanya tersisa Rp 192 miliar. Hal ini menandakan sentimen positif dari perubahan arah kebijakan ekonomi mulai lebih dominan. Dengan begitu, ruang penguatan IHSG tetap terbuka.

 

Emas redup digantikan perbankan

Saham-saham terkorelasi emas kemarin masuk jajaran top laggards dengan pelemahan MDKA (-3,85%), ANTM (-3,42%), dan BRMS (-1,21%). Sebaliknya, sektor perbankan justru menjadi motor penggerak IHSG dengan BBRI (+5,15%), BBNI (+7,80%), dan BMRI (+1,82%). Pasar mengapresiasi langkah Menkeu Purbaya yang memberi sentimen positif jangka pendek, terlepas dari risiko yang ada. Untuk emas, kami masih mempertahankan pandangan yang sama seperti Tiger Insights Live 3 September 2025. Terutama BRMS yang tetap menarik seiring dampak rebalancing GDX VanEck.

 

BRIS dan JPFA dapat cipratan kebijakan pemerintah

BRIS diproyeksikan menjadi salah satu bank penerima aliran dana Rp 200 triliun dari pemerintah untuk mendongkrak kredit. Saham ini konsisten dalam pantauan kami sejak awal tahun dan terakhir dibahas pada Tiger Insights Live 28 Juli 2025. Selain itu, JPFA juga diperkirakan mendapat dorongan tambahan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Emiten ini sebelumnya telah mengumumkan keikutsertaan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti yang sudah dibahas pada Tiger Insights Live 4 September 2025. Dengan dorongan Menkeu Purbaya yang meminta transparansi lebih pada MBG, sentimen positif bagi JPFA berpotensi berlanjut.