Selamat pagi,

Tim riset Maybank Sekuritas Indonesia (MSI) berdedikasi untuk memberikan wawasan dan tesis investasi yang unik kepada para nasabah untuk mendukung keputusan investasi Anda. Silakan hubungi kami melalui email (research.indonesia@maybank.com) atau analis kami.

SSIA IJ: Memonetisasi Kawasan Industri Subang (oleh william.jefferson@maybank.com dan jeffrosenberg.lim@maybank.com)

Kami melakukan inisiasi pada SSIA IJ atau Surya Semesta Internusa, yang merupakan pengembang kawasan industri, kontraktor swasta, dan juga mengoperasikan hotel di seluruh Indonesia. Kami menginisiasi SSIA dengan TP Rp1.500 dan rekomendasi BUY, berdasarkan pertumbuhan yang kuat dari bisnis utama (IE) dan pendapatan yang stabil dari segmen pendukungnya. Selain itu, kemitraannya dengan PBL telah memungkinkan SSIA memiliki neraca keuangan yang sehat, mencapai DER terendah yang pernah ada di 14%.

Poin-poin penting dari laporan tersebut:

- Tumbuh dengan cepat

- Masa depan yang kuat untuk segmen berulang

- Prospek konstruksi yang stabil

BBRI IJ: 7M24 masih menjadi sebuah perjuangan (oleh jeffrosenberg.lim@maybank.com dan faiq.asad@maybank.com)

- Laba bank khusus BBRI 7M24 tumbuh moderat menjadi Rp31,4 triliun (+1,8% YoY), didorong oleh pertumbuhan PPOP yang lebih tinggi namun tertekan oleh kenaikan biaya provisi. 

- Profitabilitas BBRI secara keseluruhan mengalami kontraksi menjadi 6,0% (-25bps YoY), tetapi pendapatan berbasis komisi mendukung pertumbuhan PPOP menjadi 17,6% YoY

- Beban provisi tetap tinggi sebesar Rp23,0 triliun (+58,5% YoY) di 7M24, menghasilkan biaya kredit sebesar 3,13% (+92bps YoY).

- Pertumbuhan kredit terus meningkat sebesar 8,7% YoY, sementara DPK tumbuh 12,5% YoY.

- Pertumbuhan DPK didorong oleh giro (20,4% YoY) dan deposito (+19,5% YoY), yang kami perkirakan akan menjaga biaya dana tetap tinggi dan terus menekan NIM.

BBNI IJ: 7M24 mungkin akan membentur tembok (oleh jeffrosenberg.lim@maybank.com dan faiq.asad@maybank.com)

- Laba bersih bank BBNI 7M24 tumbuh tipis menjadi Rp12.5 triliun (-3.1% MoM; +3.2% YoY), didorong oleh biaya provisi yang lebih rendah. 

- BBNI mengalami sedikit peningkatan pada profitabilitas bulanan dengan NIM di 4.1% (+19bps MoM).

- Biaya provisi terus menurun menjadi Rp3.9 triliun (-27.4% YoY), yang menghasilkan biaya kredit yang berkelanjutan di 0.9% (-45bps YoY).

- Pertumbuhan kredit tumbuh stabil di 11,1% YoY, sementara pertumbuhan DPK melambat di 2,4% YoY.

- LDR mencapai 97,4% di 7M24, yang kami yakini akan menghambat pertumbuhan kredit di bulan-bulan mendatang dan akan menghasilkan biaya pendanaan yang lebih tinggi karena bank akan membutuhkan lebih banyak DPK untuk tumbuh.

GOTO IJ: Meminta izin tahunan untuk penerbitan saham baru siaga hingga 10% (oleh etta.putra@maybank.com)

GOTO berencana untuk meminta persetujuan untuk penerbitan saham siaga dengan penerbitan saham baru hingga 120 miliar lembar saham baru, dengan efek dilusi sekitar 9,09%. Harga saham setidaknya 90% dari 25 hari perdagangan. Dengan asumsi harga Rp50, maka dana yang akan diperoleh adalah sekitar Rp6,0 triliun. 20% dari dana yang diperoleh akan digunakan untuk Dompet Anak Bangsa (Go-Pay, sekitar Rp1,2 triliun), dan 25% akan digunakan untuk Multifinance Anak Bangsa.

Hal ini tunduk pada persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dijadwalkan pada 30 Agustus 2024. Meskipun GOTO telah menyebutkan potensi penerbitan 10% saham baru dalam IPO selama 10 tahun, kami pikir GOTO memiliki cukup uang tunai, sekitar Rp20t uang tunai per 2Q24, yang cukup untuk menutupi ekspansi organik.

Kami pikir permintaan persetujuan right issue adalah prosedur tahunan untuk menjadi gesit dalam merespon persaingan dan belum tentu akan dilaksanakan.