15 April 2025

Indonesia Strategy 

 

Kami tetap optimis terhadap saham-saham Indonesia, karena valuasinya yang menarik dibandingkan pasar negara berkembang Asia lainnya (di luar Tiongkok), meskipun target IHSG akhir 2025 direvisi turun dari 7.900 menjadi 7.300 karena prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih hati-hati. Sektor ekspor utama seperti garmen, alas kaki, furnitur, dan mesin listrik sangat bergantung pada pasar AS, sehingga risiko konsumsi domestik menurun tetap ada. Meski demikian, eksposur ekspor ke AS yang relatif kecil.

Sebagian besar saham blue-chip Indonesia saat ini diperdagangkan pada valuasi yang menarik. Untuk saham yang sensitif terhadap suku bunga, kami menyukai bank-bank besar seperti BBCA, BBRI, dan BMRI, serta pengembang properti papan atas seperti PWON, CTRA, BSDE, dan SMRA. Bagi investor dengan orientasi pertumbuhan, kami merekomendasikan akumulasi pada BRIS, perusahaan unggas seperti JPFA dan CPIN, serta operator rumah sakit HEAL dan MIKA. Selain itu, ICBP dan MYOR dinilai memiliki keunggulan kompetitif yang kuat untuk menghadapi tekanan dari lonjakan impor asal Tiongkok, sementara retailer seperti ACES berpotensi diuntungkan dari arus masuk barang murah tersebut.

 

Analysts:

Jocelyn Santoso

Jeffrosenberg Chenlim

 

Dikutip oleh:

Yulinar Khoirunnisa

Investment Specialist

 

PT MAYBANK SEKURITAS INDONESIA

Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.