Permintaan semen nasional sepanjang 9M25 masih lemah, turun 3% YoY, dengan volume 3Q25 juga terkoreksi 3% YoY meski naik 25% QoQ. Penjualan semen curah terus tertinggal, sementara semen zak stagnan, mencerminkan lemahnya daya beli dan berkurangnya proyek infrastruktur besar. Kami memperkirakan permintaan semen FY25 turun 2% YoY, dengan pemulihan baru akan terjadi bila daya beli masyarakat meningkat. Meski fundamental melemah, kami tetap POSITIF terhadap sektor semen berkat valuasi menarik di 4–4,5x EV/EBITDA FY26E, yang mencerminkan sentimen terendah dalam beberapa tahun. Program pemerintah seperti pembangunan 3 juta rumah dan renovasi hunian berpotensi menjadi katalis jangka pendek jika dijalankan efektif. Dari sisi kinerja, kami memperkirakan pendapatan 3Q25 menurun (SMGR -6%, INTP -3%), dengan fokus beralih ke profitabilitas: margin EBITDA INTP naik ke 20% (+1ppt YoY) berkat penggunaan bahan bakar alternatif, sementara SMGR masih tertahan karena efisiensi baru akan terlihat bertahap. Secara keseluruhan, sektor semen masih menghadapi tekanan volume dan harga, namun valuasi murah memberikan peluang akumulasi jangka menengah.