22 September 2025

Indonesia Strategy

 

• Kami menaikkan target IHSG akhir 2026 menjadi 8.800 (dari 8.000 sebelumnya), didukung pergeseran kebijakan Indonesia dari pro-stabilitas ke pro-pertumbuhan. Faktor pendorongnya meliputi sikap dovish BI dengan pemangkasan suku bunga 150 bps ke 4,75%, stimulus fiskal agresif termasuk suntikan IDR200T SAL, serta momentum ekonomi yang menguat. Untuk akhir 2025, target IHSG direvisi naik menjadi 8.000 (dari 7.300) dengan P/E 11,37x dan EPS growth yang relatif datar (-0,1%).
• Defisit yang lebih lebar ke 2,68% PDB dari 2,48% menunjukkan pemerintah siap mengorbankan sebagian disiplin fiskal demi mendukung pertumbuhan, sejalan dengan target GDP 5,3–5,5% di 2026. Perubahan ini juga ditopang oleh belanja tambahan Rp56,2T, terutama dari peningkatan transfer ke pemerintah daerah.
• Dari sisi pasar saham, bank seperti BBRI, BRIS, ARTO diperkirakan diuntungkan dari likuiditas yang lebih longgar dan pertumbuhan kredit yang lebih cepat. Selain itu, poultry (JPFA, CPIN) mendapat dorongan dari program Makan Bergizi Gratis, semen (SMGR, INTP) diuntungkan oleh program 3 juta rumah, energi (MEDC) dari insentif ketahanan energi, serta telko (TLKM, EXCL) yang berpotensi menikmati margin yang membaik seiring konsolidasi industri dan pemulihan ARPU.

 

Analysts:

Jeffrosenberg Chenlim

Jocelyn Santoso

 

Dikutip oleh:

Yulinar Khoirunnisa

Investment Specialist

 

PT MAYBANK SEKURITAS INDONESIA

 

Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.