Indo Cigarette: Penurunan Volume Penjualan 2Q24 (oleh willy.goutama@maybank.com dan jocelyn.santoso@maybank.com) •

Volume penjualan industri masih tetap lemah di  71,9 miliar batang pada 2Q24 (-2,3% QoQ, -0,4% YoY), hanya mencapai 47% dari perkiraan kami sebesar 309 miliar batang pada FY24 (dibandingkan rata-rata 3/5 tahun: 49%/48%).

Pendapat MIBG: Kami memperkirakan volume penjualan industri lemah karena pencapaian pajak ekspor di 5M24 lemah di IDR81t (hanya mencapai 35% dari target FY24).

• Volume penjualan HMSP pada 2Q24 turun -4,0% QoQ, -6,7% YoY menjadi 19,4 miliar batang.

Pendapat MIBG: Pangsa pasar HMSP turun menjadi 27,0% (dibandingkan 1Q24: 27,4%) karena kenaikan harga ASP yang agresif sebesar 7-8% YoY (dibandingkan GGRM: 3,5%). Kami percaya konsumen terus beralih ke merek rokok Tier-II dan III yang lebih murah.

Catatan: Pajak ekspor Tier II SKM/SKT adalah 65%/117% lebih tinggi dibandingkan Tier I.

• Rokok Elektronik (HTU)/IQOS HMSP tumbuh +50% QoQ, +200% YoY pada 2Q24.

Pendapat MIBG: Kami percaya IQOS akan terus berkontribusi lebih banyak terhadap pendapatan HMSP pada 2Q24E, meskipun kontribusi kecil sekitar 1% terhadap total penjualan pada 1Q24.

• HMSP tetap menjadi Pilihan Utama kami untuk sektor ini karena...

1. Kemampuan mereka untuk menangkap konsumen yang beralih ke merek SKT yang kuat (Dji Sam Soe)
2. Memimpin industri bebas asap melalui pengenalan produk IQOS (rokok  Elektrik) dan VEEV