Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk BRIS, namun menurunkan target harga ke IDR3.350 (2,6x FY26E P/BV) karena laba jangka pendek diperkirakan melambat akibat pengetatan likuiditas dan kenaikan beban operasional pasca-ekspansi cepat.

Laba bersih 8M25 tumbuh 7,7% yoy menjadi IDR4,82 triliun, didukung PPoP dan margin yang lebih baik, sementara beban pencadangan tetap terkendali. Pembiayaan tumbuh 13,4% yoy dan DPK naik 11% yoy, didukung porsi CASA 60,3% dan penyaluran likuiditas pemerintah sebesar IDR10 triliun, yang diperkirakan menurunkan biaya dana dan mendukung ekspansi lebih lanjut.

Meskipun beban operasional meningkat karena investasi digital dan pertumbuhan fee-based melambat, BRIS tetap menjadi salah satu bank dengan pertumbuhan tercepat, ditopang bisnis emas dan basis dana yang lebih murah, dengan risiko utama berupa divestasi saham, perlambatan perbankan syariah, dan potensi penurunan kualitas pembiayaan.

Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.