• Pertumbuhan laba BBCA di 1Q25 tetap solid, mencatatkan laba sebesar Rp14,1 triliun (+9,9% YoY), ditopang oleh pertumbuhan PPOP (laba operasional sebelum pencadangan) sebesar +10,0% YoY, yang mampu mengimbangi kenaikan biaya pencadangan sebesar +16,3% YoY.
• Profitabilitas tetap sehat, dengan pendapatan bunga bersih tumbuh 6,9% YoY, dan NIM (Net Interest Margin) bertahan di 5,8% (turun 20bps QoQ; naik 20bps YoY).
• Efisiensi meningkat, tercermin dari pendapatan non-bunga yang naik 5,3% YoY, sementara beban operasional (opex) tetap datar dibanding tahun lalu.
• Biaya kredit tetap stabil di 0,5% (+10bps YoY), yang masih tergolong sehat meskipun biaya pencadangan meningkat. Kami mencatat adanya kenaikan pinjaman restrukturisasi secara QoQ, namun hal ini diperkirakan akan mereda ke depannya.
• Pertumbuhan kredit cukup kuat, yaitu +12,6% YoY, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga hanya +6,5% YoY. LDR (Loan to Deposit Ratio) kini mencapai 76,1%. Kami memperkirakan pertumbuhan kredit akan melambat karena bank mulai fokus pada pinjaman dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
• Kami memperkirakan NIM tetap sehat, karena pertumbuhan dana didominasi oleh CASA (+8,3% YoY), sementara deposito berjangka justru mengalami kontraksi (-0,9% YoY), yang membantu menjaga biaya dana tetap rendah.
• BBCA berpotensi ikut serta dalam program KPR TAPERA, yang akan melibatkan skema subsidi bunga. Penyaluran kredit tetap berada di bawah kebijakan dan analisa risiko masing-masing bank. Kami melihat ini bisa meningkatkan profitabilitas karena menawarkan yield yang lebih tinggi.
• Kami tetap positif terhadap BBCA, karena kualitas aset yang kuat dan sumber dana murah memungkinkan pertumbuhan yang tangguh dan konsisten, bahkan di tengah kondisi makroekonomi yang fluktuatif.

Sumber: Research Maybank Sekuritas

Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.