MAKRO

Utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh 4,1% YoY menjadi USD414,3 miliar pada Juli 2024, terutama didorong oleh sektor publik. ULN pemerintah tumbuh 0,6% YoY menjadi USD194,3 miliar, pertumbuhan tersebut berasal dari peningkatan SBN. Sementara itu, ULN swasta terkontraksi 0,1% YoY menjadi USD195,2 miliar, karena kontraksi pada perusahaan keuangan dan perusahaan nonkeuangan. (Bank Indonesia)

INDUSTRI

Terdapat peluang peningkatan pengangguran di industri rokok akibat Peraturan Presiden (PP) No 18 Tahun 2024 tentang kesehatan. Sebagaimana Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga melaporkan fokus pada pengurangan aktivitas produksi rokok, produksi rokok akan menurun karena pangsa pasarnya juga menurun. Di sisi lain, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Kretek Indonesia (GAPPRI) juga meyakini identitas produk rokok juga akan berkurang karena Kementerian berencana mengeluarkan kebijakan kemasan polos untuk rokok. Hal ini juga akan meningkatkan pasar rokok ilegal. Industri rokok mencetak cukai sebesar Rp213 triliun pada tahun anggaran 2023, lebih besar dari BUMN yang mencetak Rp80 triliun. (Kontan, halaman 14)

PERUSAHAAN

Nusantara Sejahtera Raya (CNMA) tengah melebarkan sayap bisnisnya di tengah tingginya minat menonton film di bioskop. CNMA menambah 37 layar di delapan lokasi baru, termasuk enam studio IMAX pada semester pertama 2024. Dengan penambahan tersebut, CNMA kini mengoperasikan 1.317 layar di 248 lokasi di 61 kota di Indonesia. CNMA telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp775 miliar untuk merealisasikan rencana penambahan 100 layar di berbagai kota pada tahun 2024. (Kontan, halaman 11)