Risiko Investasi Saham: Panduan Lengkap Sebelum Memulai
15:48, 12 September 2025
Tips and Edu
By Jazzy Refadebby

logo
Source : MSID Investment Education

Penting bagi kamu untuk memahami bahwa setiap peluang datang dengan risiko, begitu juga dengan pasar saham. Sebelum terjun ke dunia pasar modal, kamu perlu tahu risiko investasi dan trading saham yang perlu diketahui. Pengetahuan ini akan menjadi bekal berharga untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan meminimalisir potensi kerugian.

Kenapa Penting Memahami Risiko dalam Investasi Saham?

Pemahaman risiko adalah kunci untuk manajemen portofolio yang efektif dan ketenangan pikiran. Tanpa memahami risiko yang melekat, kamu mungkin akan terkejut dengan fluktuasi pasar atau bahkan mengalami kerugian yang signifikan. Dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa menyusun strategi yang sesuai dengan risk appetite kamu, serta memiliki ekspektasi yang realistis tentang hasil yang akan dicapai.

Apa Saja Jenis Risiko Utama dalam Investasi Saham?

1. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar adalah risiko yang paling umum dan sulit dihindari dalam investasi saham. Ini merujuk pada kemungkinan nilai investasi kamu menurun akibat pergerakan pasar secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi makro (inflasi, suku bunga, pertumbuhan PDB), peristiwa politik, dan sentimen investor global dapat memengaruhi pergerakan pasar.

Contohnya, saat terjadi resesi ekonomi, hampir semua saham cenderung mengalami penurunan nilai, terlepas dari kinerja spesifik perusahaan.

2. Risiko Sistematis dan Non-Sistematis

Risiko Sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi dan memengaruhi seluruh pasar atau segmen pasar yang luas. Risiko pasar (market risk) adalah salah satu contoh risiko sistematis. Peristiwa besar seperti krisis keuangan global atau pandemi dapat memicu risiko sistematis.

Risiko Non-Sistematis (Non-Systematic Risk) spesifik untuk perusahaan atau industri tertentu dan dapat dikurangi melalui diversifikasi. Contohnya adalah risiko operasional perusahaan, masalah manajemen, skandal, atau persaingan yang ketat. Jika kamu hanya berinvestasi pada satu atau dua saham, risiko non-sistematis akan jauh lebih besar.

3. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Perubahan suku bunga acuan oleh bank sentral dapat memengaruhi daya tarik investasi saham. Ketika suku bunga naik, investasi dalam obligasi atau deposito menjadi lebih menarik karena menawarkan return yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih rendah. Akibatnya, investor cenderung memindahkan dananya dari saham ke instrumen berpendapatan tetap, menyebabkan harga saham menurun. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat mendorong investor kembali ke pasar saham.

4. Risiko Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang mengikis daya beli uang kamu. Dalam konteks investasi saham, risiko inflasi berarti bahwa return yang kamu dapatkan mungkin tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Meskipun saham sering dianggap sebagai hedge terhadap inflasi dalam jangka panjang, return jangka pendek bisa saja tergerus jika inflasi melonjak terlalu tinggi.

5. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah kesulitan untuk menjual saham yang kamu miliki dengan harga yang wajar dan dalam waktu singkat. Saham perusahaan kecil atau saham yang jarang diperdagangkan (tidak likuid) seringkali memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi. Jika kamu perlu mencairkan investasi kamu dengan cepat, kamu mungkin terpaksa menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari yang diharapkan.

6. Risiko Operasional (Operational Risk)

Ini adalah risiko yang timbul dari kegagalan internal perusahaan, seperti kesalahan manajemen, penipuan, masalah supply chain, atau gangguan teknologi. Meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan pergerakan harga saham, masalah operasional dapat secara signifikan memengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan pada akhirnya, harga sahamnya.

7. Risiko Kebijakan Pemerintah (Regulatory Risk)

Perubahan kebijakan pemerintah atau regulasi baru dapat berdampak besar pada industri tertentu atau perusahaan secara spesifik. Misalnya, perubahan peraturan perpajakan, kebijakan lingkungan, atau undang-undang industri dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan dan prospek pertumbuhan mereka.

Apa Saja Risiko Khusus dalam Trading Saham?

Trading saham, yang berfokus pada pergerakan harga jangka pendek, memiliki beberapa risiko tambahan dibandingkan investasi jangka panjang:

1. Risiko Volatilitas Harga (Price Volatility Risk)

Trading sangat rentan terhadap perubahan harga yang cepat dan tidak terduga. Volatilitas tinggi bisa menjadi peluang sekaligus ancaman. Meskipun dapat menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat, kerugian juga bisa terjadi dengan sangat cepat.

2. Risiko Margin (Margin Risk)

Jika kamu melakukan trading dengan menggunakan fasilitas margin (berinvestasi dengan uang pinjaman), risiko kamu akan berlipat ganda. Jika pasar bergerak berlawanan arah dengan prediksi kamu, kerugian bisa melebihi modal awal kamu, dan kamu akan diminta untuk menambah dana (margin call).

3. Risiko Psikologis (Psychological Risk)

Emosi seperti keserakahan dan ketakutan seringkali menjadi musuh terbesar trader. Keputusan yang didasari emosi daripada analisis rasional dapat menyebabkan kerugian signifikan. Disiplin, kesabaran, dan kemampuan mengendalikan emosi sangat penting dalam trading.

4. Risiko Waktu (Time Risk)

Trading membutuhkan komitmen waktu yang signifikan untuk memantau pasar, menganalisis data, dan membuat keputusan cepat. Jika kamu tidak memiliki cukup waktu atau fokus, risiko membuat kesalahan trading akan meningkat.

Bagaimana Cara Mengelola dan Mengurangi Risiko Investasi & Trading Saham?

Meskipun risiko tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, kamu bisa mengelolanya dengan strategi yang tepat:

  • Diversifikasi Portofolio: Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Investasikan pada berbagai jenis saham dari berbagai sektor industri dan kapitalisasi pasar. Ini akan mengurangi risiko non-sistematis.
  • Lakukan Riset Mendalam: Sebelum membeli saham, pelajari kinerja keuangan perusahaan, model bisnis, manajemen, dan prospek masa depannya. Jangan hanya mengikuti hype atau saran dari orang lain tanpa melakukan verifikasi sendiri.
  • Tentukan Tujuan Investasi dan Profil Risiko: Pahami berapa banyak risiko yang siap kamu ambil. Apakah kamu seorang investor konservatif, moderat, atau agresif? Sesuaikan strategi investasi kamu dengan profil risiko tersebut.
  • Investasi Bertahap (Dollar-Cost Averaging): Alih-alih menginvestasikan seluruh dana kamu sekaligus, investasikan jumlah yang sama secara berkala. Ini membantu mengurangi risiko timing pasar karena kamu membeli saham pada harga rata-rata.
  • Tetapkan Stop-Loss Order: Untuk trading, tetapkan batas kerugian yang siap kamu tanggung dengan stop-loss order. Fitur ini secara otomatis akan menjual saham jika harganya mencapai level tertentu untuk membatasi kerugian kamu. Kalau kamu investasi di aplikasi Maybank Trade ID, tentu kamu akan mendapatkan fitur stop-loss ini!
  • Belajar dan Tingkatkan Pengetahuan: Dunia pasar modal terus berkembang. Terus belajar dan ikuti perkembangan berita ekonomi dan bisnis. Semakin banyak yang kamu tahu, semakin baik kamu dalam mengambil keputusan.
  • Gunakan Modal Dingin: Investasikan hanya uang yang kamu rela kehilangannya. Jangan menggunakan dana kebutuhan sehari-hari atau dana darurat untuk investasi.

Siap memulai perjalanan investasi dan trading saham kamu dengan lebih percaya diri? Unduh dan daftar di aplikasi Maybank Trade ID sekarang! Dapatkan akses ke berbagai fitur analisis, data pasar real-time, dan eksekusi trading yang mudah, semua dalam genggaman kamu. Mulailah petualangan finansial kamu bersama Maybank Trade ID dan kelola risiko dengan lebih cerdas!

Risiko Investasi Saham: Panduan Lengkap Sebelum Memulai
Tips and Edu
by Jazzy Refadebby
15:48, 12 September 2025
logo
Source : MSID Investment Education

Penting bagi kamu untuk memahami bahwa setiap peluang datang dengan risiko, begitu juga dengan pasar saham. Sebelum terjun ke dunia pasar modal, kamu perlu tahu risiko investasi dan trading saham yang perlu diketahui. Pengetahuan ini akan menjadi bekal berharga untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan meminimalisir potensi kerugian.

Kenapa Penting Memahami Risiko dalam Investasi Saham?

Pemahaman risiko adalah kunci untuk manajemen portofolio yang efektif dan ketenangan pikiran. Tanpa memahami risiko yang melekat, kamu mungkin akan terkejut dengan fluktuasi pasar atau bahkan mengalami kerugian yang signifikan. Dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa menyusun strategi yang sesuai dengan risk appetite kamu, serta memiliki ekspektasi yang realistis tentang hasil yang akan dicapai.

Apa Saja Jenis Risiko Utama dalam Investasi Saham?

1. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar adalah risiko yang paling umum dan sulit dihindari dalam investasi saham. Ini merujuk pada kemungkinan nilai investasi kamu menurun akibat pergerakan pasar secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi makro (inflasi, suku bunga, pertumbuhan PDB), peristiwa politik, dan sentimen investor global dapat memengaruhi pergerakan pasar.

Contohnya, saat terjadi resesi ekonomi, hampir semua saham cenderung mengalami penurunan nilai, terlepas dari kinerja spesifik perusahaan.

2. Risiko Sistematis dan Non-Sistematis

Risiko Sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi dan memengaruhi seluruh pasar atau segmen pasar yang luas. Risiko pasar (market risk) adalah salah satu contoh risiko sistematis. Peristiwa besar seperti krisis keuangan global atau pandemi dapat memicu risiko sistematis.

Risiko Non-Sistematis (Non-Systematic Risk) spesifik untuk perusahaan atau industri tertentu dan dapat dikurangi melalui diversifikasi. Contohnya adalah risiko operasional perusahaan, masalah manajemen, skandal, atau persaingan yang ketat. Jika kamu hanya berinvestasi pada satu atau dua saham, risiko non-sistematis akan jauh lebih besar.

3. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

Perubahan suku bunga acuan oleh bank sentral dapat memengaruhi daya tarik investasi saham. Ketika suku bunga naik, investasi dalam obligasi atau deposito menjadi lebih menarik karena menawarkan return yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih rendah. Akibatnya, investor cenderung memindahkan dananya dari saham ke instrumen berpendapatan tetap, menyebabkan harga saham menurun. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat mendorong investor kembali ke pasar saham.

4. Risiko Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang mengikis daya beli uang kamu. Dalam konteks investasi saham, risiko inflasi berarti bahwa return yang kamu dapatkan mungkin tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Meskipun saham sering dianggap sebagai hedge terhadap inflasi dalam jangka panjang, return jangka pendek bisa saja tergerus jika inflasi melonjak terlalu tinggi.

5. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah kesulitan untuk menjual saham yang kamu miliki dengan harga yang wajar dan dalam waktu singkat. Saham perusahaan kecil atau saham yang jarang diperdagangkan (tidak likuid) seringkali memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi. Jika kamu perlu mencairkan investasi kamu dengan cepat, kamu mungkin terpaksa menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari yang diharapkan.

6. Risiko Operasional (Operational Risk)

Ini adalah risiko yang timbul dari kegagalan internal perusahaan, seperti kesalahan manajemen, penipuan, masalah supply chain, atau gangguan teknologi. Meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan pergerakan harga saham, masalah operasional dapat secara signifikan memengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan pada akhirnya, harga sahamnya.

7. Risiko Kebijakan Pemerintah (Regulatory Risk)

Perubahan kebijakan pemerintah atau regulasi baru dapat berdampak besar pada industri tertentu atau perusahaan secara spesifik. Misalnya, perubahan peraturan perpajakan, kebijakan lingkungan, atau undang-undang industri dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan dan prospek pertumbuhan mereka.

Apa Saja Risiko Khusus dalam Trading Saham?

Trading saham, yang berfokus pada pergerakan harga jangka pendek, memiliki beberapa risiko tambahan dibandingkan investasi jangka panjang:

1. Risiko Volatilitas Harga (Price Volatility Risk)

Trading sangat rentan terhadap perubahan harga yang cepat dan tidak terduga. Volatilitas tinggi bisa menjadi peluang sekaligus ancaman. Meskipun dapat menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat, kerugian juga bisa terjadi dengan sangat cepat.

2. Risiko Margin (Margin Risk)

Jika kamu melakukan trading dengan menggunakan fasilitas margin (berinvestasi dengan uang pinjaman), risiko kamu akan berlipat ganda. Jika pasar bergerak berlawanan arah dengan prediksi kamu, kerugian bisa melebihi modal awal kamu, dan kamu akan diminta untuk menambah dana (margin call).

3. Risiko Psikologis (Psychological Risk)

Emosi seperti keserakahan dan ketakutan seringkali menjadi musuh terbesar trader. Keputusan yang didasari emosi daripada analisis rasional dapat menyebabkan kerugian signifikan. Disiplin, kesabaran, dan kemampuan mengendalikan emosi sangat penting dalam trading.

4. Risiko Waktu (Time Risk)

Trading membutuhkan komitmen waktu yang signifikan untuk memantau pasar, menganalisis data, dan membuat keputusan cepat. Jika kamu tidak memiliki cukup waktu atau fokus, risiko membuat kesalahan trading akan meningkat.

Bagaimana Cara Mengelola dan Mengurangi Risiko Investasi & Trading Saham?

Meskipun risiko tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, kamu bisa mengelolanya dengan strategi yang tepat:

  • Diversifikasi Portofolio: Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Investasikan pada berbagai jenis saham dari berbagai sektor industri dan kapitalisasi pasar. Ini akan mengurangi risiko non-sistematis.
  • Lakukan Riset Mendalam: Sebelum membeli saham, pelajari kinerja keuangan perusahaan, model bisnis, manajemen, dan prospek masa depannya. Jangan hanya mengikuti hype atau saran dari orang lain tanpa melakukan verifikasi sendiri.
  • Tentukan Tujuan Investasi dan Profil Risiko: Pahami berapa banyak risiko yang siap kamu ambil. Apakah kamu seorang investor konservatif, moderat, atau agresif? Sesuaikan strategi investasi kamu dengan profil risiko tersebut.
  • Investasi Bertahap (Dollar-Cost Averaging): Alih-alih menginvestasikan seluruh dana kamu sekaligus, investasikan jumlah yang sama secara berkala. Ini membantu mengurangi risiko timing pasar karena kamu membeli saham pada harga rata-rata.
  • Tetapkan Stop-Loss Order: Untuk trading, tetapkan batas kerugian yang siap kamu tanggung dengan stop-loss order. Fitur ini secara otomatis akan menjual saham jika harganya mencapai level tertentu untuk membatasi kerugian kamu. Kalau kamu investasi di aplikasi Maybank Trade ID, tentu kamu akan mendapatkan fitur stop-loss ini!
  • Belajar dan Tingkatkan Pengetahuan: Dunia pasar modal terus berkembang. Terus belajar dan ikuti perkembangan berita ekonomi dan bisnis. Semakin banyak yang kamu tahu, semakin baik kamu dalam mengambil keputusan.
  • Gunakan Modal Dingin: Investasikan hanya uang yang kamu rela kehilangannya. Jangan menggunakan dana kebutuhan sehari-hari atau dana darurat untuk investasi.

Siap memulai perjalanan investasi dan trading saham kamu dengan lebih percaya diri? Unduh dan daftar di aplikasi Maybank Trade ID sekarang! Dapatkan akses ke berbagai fitur analisis, data pasar real-time, dan eksekusi trading yang mudah, semua dalam genggaman kamu. Mulailah petualangan finansial kamu bersama Maybank Trade ID dan kelola risiko dengan lebih cerdas!

hero
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
icon

Trading yang Mulus dan Efisien

Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.

icon

Advanced Analytics dan Real-Time Data

Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.

icon

Dipercaya oleh Ribuan Orang

Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.

Download New Maybank Trade ID by clicking these buttons below
App Store
Play Store
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
hero
Trading yang Mulus dan Efisien
hero
Advanced Analytics dan Real-Time Data
hero
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Download Maybank Trade ID
app-storeapp-store

Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo KSEILogo IDLogo SIPFLogo Nabung

Alamat Kantor Pusat

Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

iconiconicon

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo Nabung
Logo KSEILogo IDLogo SIPF