Langkah China menebar stimulus tambahan akan menjadi katalis positif bagi perekonomian negeri tirai bambu tersebut. Secara bertahap, China diperkirakan bakal menarik kembali minat investasi asing.
Seperti diketahui, China menjanjikan langkah-langkah baru untuk mendukung sektor properti dan mengisyaratkan pinjaman pemerintah yang lebih besar untuk menopang perekonomian. Sebelumnya, China telah menggejot stimulus lewat penurunan suku bunga menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,7%, serta penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 bps. Pemerintah China juga memberikan tambahan likuiditas senilai US$114 miliar untuk pasar saham, relaksasi KPR senilai total US$5,2 triliun, dan kemudahan aturan pembelian rumah kedua dengan penurunan DP menjadi 15% dari sebelumnya 25%.
Selain itu, Pemerintah China menginstruksikan untuk menurunkan suku bunga sebelum 31 Oktober. Bank-bank komersial harus secara bertahap menurunkan suku bunga KPR yang ada menjadi setidaknya 30 bps di bawah Loan Prime Rate (LPR), suku bunga acuan bank sentral untuk KPR.
Efek stimulus China dinilai akan positif bagi pasar keuangan regional. Bagi Indonesia, pemulihan ekonomi China semestinya menjadi sentimen bagus karena hampir sepertiga ekspor Indonesia menuju China.
Upaya China menggelontorkan stimulus tambahan tersebut masih perlu dipantau lebih lanjut. Kalaupun wacara stimulus tersebut dieksekusi, setidaknya butuh setahun penuh untuk memperbaiki perekonomian China supaya bisa kembali menarik minat investasi asing.
Langkah stimulus China tersebut belum begitu menarik minat investasi asing ke negeri tirai bambu tersebut. Di Indonesia sendiri, terjadinya arus keluar (outflow) belakangan ini disinyalir lebih dipengaruhi sentimen risk-off dari perang di Timur Tengah.
Faktor stimulus China dipandang akan lebih berpengaruh bagi pergerakan mata uang rupiah. Sebab, stimulus yang bisa membangkitkan perekonomian China tersebut pada akhirnya bisa meningkatkan permintaan terhadap komoditas Indonesia seperti baja ataupun batubara.
Sumber: Kontan
Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.
Langkah China menebar stimulus tambahan akan menjadi katalis positif bagi perekonomian negeri tirai bambu tersebut. Secara bertahap, China diperkirakan bakal menarik kembali minat investasi asing.
Seperti diketahui, China menjanjikan langkah-langkah baru untuk mendukung sektor properti dan mengisyaratkan pinjaman pemerintah yang lebih besar untuk menopang perekonomian. Sebelumnya, China telah menggejot stimulus lewat penurunan suku bunga menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,7%, serta penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 bps. Pemerintah China juga memberikan tambahan likuiditas senilai US$114 miliar untuk pasar saham, relaksasi KPR senilai total US$5,2 triliun, dan kemudahan aturan pembelian rumah kedua dengan penurunan DP menjadi 15% dari sebelumnya 25%.
Selain itu, Pemerintah China menginstruksikan untuk menurunkan suku bunga sebelum 31 Oktober. Bank-bank komersial harus secara bertahap menurunkan suku bunga KPR yang ada menjadi setidaknya 30 bps di bawah Loan Prime Rate (LPR), suku bunga acuan bank sentral untuk KPR.
Efek stimulus China dinilai akan positif bagi pasar keuangan regional. Bagi Indonesia, pemulihan ekonomi China semestinya menjadi sentimen bagus karena hampir sepertiga ekspor Indonesia menuju China.
Upaya China menggelontorkan stimulus tambahan tersebut masih perlu dipantau lebih lanjut. Kalaupun wacara stimulus tersebut dieksekusi, setidaknya butuh setahun penuh untuk memperbaiki perekonomian China supaya bisa kembali menarik minat investasi asing.
Langkah stimulus China tersebut belum begitu menarik minat investasi asing ke negeri tirai bambu tersebut. Di Indonesia sendiri, terjadinya arus keluar (outflow) belakangan ini disinyalir lebih dipengaruhi sentimen risk-off dari perang di Timur Tengah.
Faktor stimulus China dipandang akan lebih berpengaruh bagi pergerakan mata uang rupiah. Sebab, stimulus yang bisa membangkitkan perekonomian China tersebut pada akhirnya bisa meningkatkan permintaan terhadap komoditas Indonesia seperti baja ataupun batubara.
Sumber: Kontan
Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)