MAKRO

Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada 2Q24 membukukan kewajiban neto yang lebih rendah sebesar USD247,3 miliar, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD253,9 miliar. Penurunan kewajiban neto disebabkan oleh investasi dan modal asing yang masuk ke pasar, sementara aset keuangan asing tetap tumbuh. Kewajiban keuangan asing tercatat sebesar USD738.7 miliar naik 0.1% secara triwulanan, sedangkan aset keuangan asing tercatat sebesar USD491.5 miliar naik 1.2% secara triwulanan. (Bank Indonesia)

INDUSTRI

Industri makanan dan minuman di Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), gandum, gula, garam, kedelai, dan susu masih diimpor sehingga mempengaruhi kemampuan produsen untuk memproduksi barang. Sementara bahan baku lokal belum memenuhi spesifikasi dan standar yang ditetapkan untuk industri. Gapmmi berharap lebih banyak investasi di industri ini, terutama di tingkat bahan baku dan intermediate (bahan baku setengah jadi seperti pewarna dan pengawet makanan) yang dapat mendukung industri ini. (Kontan, halaman 12)

PERUSAHAAN

Dharma Polimetal (DRMA IJ, tidak diperdagangkan, CP Rp1.050) menargetkan negara-negara Timur Tengah untuk mengekspor kendaraan listrik roda tiga (3W EV) pada FY25. Negara-negara Timur Tengah menarik bagi DRMA karena 1) tingkat pendapatan per kapita di wilayah tersebut cukup tinggi, 2) ekonomi yang cukup stabil, dan 3) jumlah penduduk yang tinggi. DRMA merilis mobil listrik 3W yaitu PowerAce LITE dan PowerAce EV TRIEX dengan harga on-the-road (OTR) masing-masing Rp33,6 juta dan Rp74 juta per unit. DRMA menargetkan penjualan PowerAce Lite dan PowerAce EV Triex masing-masing sebanyak 1.000 dan 300 unit. (Kontan, halaman 11)

Buyung Poetra Sembada (HOKI IJ, tidak diperdagangkan, CP Rp122) telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp13,6 miliar pada 1H24 (vs. alokasi anggaran FY24: Rp15 miliar). Belanja modal tersebut digunakan untuk mengembangkan produk fast moving consumer good (FMCG) yaitu Dailymeal, melalui anak usahanya Hoki Distribusi Niaga (HDN). HDN membeli tanah, mesin-mesin baru, dan membangun fasilitas produksi baru untuk menambah kapasitas produksi. HOKI optimis dapat mencapai hasil yang baik di 2H24 seiring dengan stabilnya harga bahan baku, ekspansi Dailymeal yang terus berlanjut, serta bisnis investasi melalui Hoki Investasi Sejati (HIS) dan bisnis energi terbarukan melalui Buyung Putra Energi (BPE). (Kontan, halaman 11)