Swasembada energi menjadi salah satu yang ditekankan Presiden Prabowo Subianto pada pidato perdananya setelah dilantik menjadi kepala negara. Salah satu kontributor swasembada energi itu diharapkan berasal dari geotermal.
Dari lantai bursa, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menjadi salah satu emiten yang patut dicermati. Pasalnya, selain punya rekam jejak kuat pada bisnis panas bumi, saham anak usaha Pertamina relatif masih murah dibandingkan pesaingnya. Saham PGEO pada Senin (21/10) ditutup pada Rp1.145 per lembar, turun 2,14% jika dibandingkan posisi awal tahun (year-to-date/YtD).
PGEO tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp47,53 triliun. Saham PGEO memiliki Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) masing-masing pada level 15,06 dan 1,49 kali.
Melansir terminal Bloomberg, mayoritas analis merekomendasikan beli untuk saham PGEO. Dari 13 analis yang membahas saham PGEO, 10 diantaranya merekomendasikan beli, sementara 3 lainnya menyarankan tahan untuk saham PGEO. Target harga saham PGEO menurut pada analis yang dihimpun Bloomberg ialah Rp1.396 per lembar. Dengan target harga saham PGEO itu, potential return bagi para investor ialah sebesar 21,9%.
Secara umum, fokus utama pemerintahan Prabowo adalah hilirisasi, baik di sektor energi, CPO, dan tambang.
Indonesia merupakan salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, yang mayoritas batu baranya masih diekspor. Hal tersebut karena permintaan dalam negeri belum bisa menyerap semua produksi batu bara. Sektor CPO juga menjadi salah satu sektor penopang Indonesia. Penghiliran akan meningkatkan manfaat CPO, salah satunya untuk biodiesel B40.
Geotermal, akan mendukung transisi energi hijau. Hal tersebut akan menjadi penting, dan diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan pengembangan energi hijau akan semakin digiatkan karena sejalan dengan target pemerintah net zero emission pada 2060. Beberapa emiten yang dapat menjadi pilihan di sektor ini adalah ADMR untuk batu bara, DSNG dan TAPG untuk CPO, serta PGEO untuk geotermal.
Indonesia, katanya, memiliki sejumlah sumber energi terbarukan seperti tebu, singkong, sagu, jagung, hingga geotermal. Prabowo optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada energi.
Source: Bisnis.com
Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.
Swasembada energi menjadi salah satu yang ditekankan Presiden Prabowo Subianto pada pidato perdananya setelah dilantik menjadi kepala negara. Salah satu kontributor swasembada energi itu diharapkan berasal dari geotermal.
Dari lantai bursa, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menjadi salah satu emiten yang patut dicermati. Pasalnya, selain punya rekam jejak kuat pada bisnis panas bumi, saham anak usaha Pertamina relatif masih murah dibandingkan pesaingnya. Saham PGEO pada Senin (21/10) ditutup pada Rp1.145 per lembar, turun 2,14% jika dibandingkan posisi awal tahun (year-to-date/YtD).
PGEO tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp47,53 triliun. Saham PGEO memiliki Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) masing-masing pada level 15,06 dan 1,49 kali.
Melansir terminal Bloomberg, mayoritas analis merekomendasikan beli untuk saham PGEO. Dari 13 analis yang membahas saham PGEO, 10 diantaranya merekomendasikan beli, sementara 3 lainnya menyarankan tahan untuk saham PGEO. Target harga saham PGEO menurut pada analis yang dihimpun Bloomberg ialah Rp1.396 per lembar. Dengan target harga saham PGEO itu, potential return bagi para investor ialah sebesar 21,9%.
Secara umum, fokus utama pemerintahan Prabowo adalah hilirisasi, baik di sektor energi, CPO, dan tambang.
Indonesia merupakan salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, yang mayoritas batu baranya masih diekspor. Hal tersebut karena permintaan dalam negeri belum bisa menyerap semua produksi batu bara. Sektor CPO juga menjadi salah satu sektor penopang Indonesia. Penghiliran akan meningkatkan manfaat CPO, salah satunya untuk biodiesel B40.
Geotermal, akan mendukung transisi energi hijau. Hal tersebut akan menjadi penting, dan diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan pengembangan energi hijau akan semakin digiatkan karena sejalan dengan target pemerintah net zero emission pada 2060. Beberapa emiten yang dapat menjadi pilihan di sektor ini adalah ADMR untuk batu bara, DSNG dan TAPG untuk CPO, serta PGEO untuk geotermal.
Indonesia, katanya, memiliki sejumlah sumber energi terbarukan seperti tebu, singkong, sagu, jagung, hingga geotermal. Prabowo optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada energi.
Source: Bisnis.com
Disclaimer: Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
