Banyak dari traders yang baru memulai trading harian (daily trading) sering kali fokus pada satu hal: strategi. Mereka sibuk mencari indikator yang paling akurat, pola grafik yang paling sempurna, atau berita pasar yang paling cepat. Namun, para trader profesional tahu betul bahwa rahasia kesuksesan jangka panjang bukanlah hanya pada strategi "sakti," melainkan pada manajemen risiko yang disiplin.
Kenapa? Karena pasar selalu penuh dengan ketidakpastian. Hari ini, strategi yang kamu gunakan bisa menghasilkan keuntungan, tapi besok, bisa saja strategi yang sama menjadi tidak berhasil.
Manajemen risiko adalah jaring pengaman para trader pada umumnya. Seperangkat aturan ini berguna untuk melindungi modalmu dari kerugian besar yang tidak terduga. Tanpa manajemen risiko, satu kali salah langkah bisa mengikis habis seluruh keuntungan yang sudah kamu kumpulkan, bahkan bisa melenyapkan modalmu.
Dengan manajemen risiko yang baik, setidaknya kamu memahami bahwa kerugian yang dialami tetap dalam kendali dan tidak menghentikanmu dari mencoba lagi di kesempatan berikutnya.
Jika ada satu aturan manajemen risiko yang harus kamu pegang teguh, itu adalah penggunaan Stop Loss. Stop Loss adalah perintah otomatis untuk menutup posisi (menjual aset) saat harganya mencapai level tertentu yang sudah kamu tentukan sebelumnya. Stop Loss berfungsi seperti rem darurat. Ketika pasar bergerak melawanmu, ia akan menghentikan kerugianmu sebelum menjadi terlalu besar.
Menentukan Stop Loss tidak boleh asal. Ada beberapa metode yang bisa kamu gunakan:
Penting untuk diingat, setelah stop loss-mu tereksekusi, jangan pernah merasa "gatal" untuk memindahkan stop loss lebih jauh atau kembali masuk ke posisi yang sama tanpa analisis yang jelas.
Jika Stop Loss adalah "rem", maka position sizing adalah "gas"-nya. Ini adalah aturan yang menentukan seberapa besar modal yang akan kamu alokasikan untuk setiap trading. Aturan ini sangat krusial karena menentukan seberapa besar risiko yang kamu ambil dalam satu waktu.
Aturan yang paling sering digunakan dan direkomendasikan adalah "Aturan 1% atau 2%". Aturan ini menyarankan agar kamu tidak pernah merisikokan lebih dari 1% atau 2% dari total modal tradingmu dalam satu trading tunggal.
Contoh:
Total modal tradingmu: Rp 20.000.000
Risiko per trading (1%): Rp 200.000
Jika kamu membeli saham XYZ dengan harga Rp 1.000 dan menempatkan stop loss di Rp 950, artinya kamu merisikokan Rp 50 per saham. Untuk mengetahui berapa banyak saham yang bisa kamu beli, kamu bisa menghitungnya:
Artinya kamu hanya boleh membeli 4.000 saham XYZ. Total nilai pembelianmu adalah 4.000 saham x Rp 1.000 = Rp 4.000.000, yang merupakan 20% dari total modalmu.
Dengan aturan ini, meskipun kamu mengalami 10 kali kerugian berturut-turut, modalmu hanya akan berkurang sekitar 10%, dan kamu masih memiliki 90% modal untuk melanjutkan trading. Tanpa aturan ini, satu kali salah bisa mengikis modalmu dalam jumlah yang sangat besar.
Setelah kamu menentukan Stop Loss dan ukuran posisi, ada satu konsep lagi yang harus kamu pahami: Risk-Reward Ratio (RRR), yaitu perbandingan antara potensi kerugian (risiko) dan potensi keuntungan (reward) yang kamu harapkan dari sebuah trading.
Idealnya, kamu harus mencari trading dengan RRR yang positif, misalnya 1:2 atau 1:3. Artinya berarti untuk setiap Rp 1 yang kamu risikokan, kamu menargetkan keuntungan Rp 2 atau Rp 3.
Contoh:
Stop Loss: Rp 50 (risiko)
Target Profit: Rp 150 (potensi keuntungan)
Risk-Reward Ratio: 1:3
Mengapa ini penting? Karena dengan RRR 1:3, kamu hanya perlu benar 30% dari total trading-mu untuk tetap menghasilkan keuntungan. Jika kamu melakukan 10 kali trading:
7 kali rugi @Rp 50 = -Rp 350
3 kali untung @Rp 150 = +Rp 450
Total keuntungan bersih: Rp 100
Jadi meskipun kamu lebih sering salah daripada benar, kamu tetap bisa profit jika kamu memiliki RRR yang baik! Hal ini menunjukkan bahwa fokus pada manajemen risiko dan kualitas trading, bukan pada frekuensi trading, adalah kunci sukses.
Salah satu alat manajemen risiko yang sering terlupakan adalah jurnal trading. Mencatat setiap trading yang kamu lakukan termasuk alasan masuk, level Stop Loss, level target profit, dan hasilnya akan memberikanmu wawasan yang sangat berharga. Kamu bisa melihat pola transaksimu, jenis trading yang paling sering berhasil, dan apakah kamu konsisten dalam menerapkan aturan manajemen risikomu.
Trading harian adalah perhitungan antara peluang dan probabilitas, bukan permainan tebak-tebakan. Dengan menerapkan manajemen risiko yang ketat, mulai dari penggunaan Stop Loss yang disiplin, pengaturan ukuran posisi yang bijak, hingga pemahaman tentang risk-reward ratio, kamu tidak hanya melindungi modalmu, tapi juga meningkatkan peluangmu untuk menjadi trader yang sukses dalam jangka panjang.
Ingin mengaplikasikan manajemen risiko yang telah kamu pelajari? Maybank Trade ID menyediakan platform yang lengkap dan mudah digunakan untuk trading harianmu. Dengan fitur-fitur canggih dan informasi pasar real-time, kamu bisa dengan mudah menentukan Stop Loss (Fitur Smart Order), mengatur ukuran posisi, dan menjalankan strategi di pasar modal dengan lebih percaya diri. Jadilah trader yang disiplin dan cerdas, mulai perjalanan trading-mu sekarang juga dengan mengunduh aplikasi Maybank Trade ID di App Store atau Google Play Store!
Banyak dari traders yang baru memulai trading harian (daily trading) sering kali fokus pada satu hal: strategi. Mereka sibuk mencari indikator yang paling akurat, pola grafik yang paling sempurna, atau berita pasar yang paling cepat. Namun, para trader profesional tahu betul bahwa rahasia kesuksesan jangka panjang bukanlah hanya pada strategi "sakti," melainkan pada manajemen risiko yang disiplin.
Kenapa? Karena pasar selalu penuh dengan ketidakpastian. Hari ini, strategi yang kamu gunakan bisa menghasilkan keuntungan, tapi besok, bisa saja strategi yang sama menjadi tidak berhasil.
Manajemen risiko adalah jaring pengaman para trader pada umumnya. Seperangkat aturan ini berguna untuk melindungi modalmu dari kerugian besar yang tidak terduga. Tanpa manajemen risiko, satu kali salah langkah bisa mengikis habis seluruh keuntungan yang sudah kamu kumpulkan, bahkan bisa melenyapkan modalmu.
Dengan manajemen risiko yang baik, setidaknya kamu memahami bahwa kerugian yang dialami tetap dalam kendali dan tidak menghentikanmu dari mencoba lagi di kesempatan berikutnya.
Jika ada satu aturan manajemen risiko yang harus kamu pegang teguh, itu adalah penggunaan Stop Loss. Stop Loss adalah perintah otomatis untuk menutup posisi (menjual aset) saat harganya mencapai level tertentu yang sudah kamu tentukan sebelumnya. Stop Loss berfungsi seperti rem darurat. Ketika pasar bergerak melawanmu, ia akan menghentikan kerugianmu sebelum menjadi terlalu besar.
Menentukan Stop Loss tidak boleh asal. Ada beberapa metode yang bisa kamu gunakan:
Penting untuk diingat, setelah stop loss-mu tereksekusi, jangan pernah merasa "gatal" untuk memindahkan stop loss lebih jauh atau kembali masuk ke posisi yang sama tanpa analisis yang jelas.
Jika Stop Loss adalah "rem", maka position sizing adalah "gas"-nya. Ini adalah aturan yang menentukan seberapa besar modal yang akan kamu alokasikan untuk setiap trading. Aturan ini sangat krusial karena menentukan seberapa besar risiko yang kamu ambil dalam satu waktu.
Aturan yang paling sering digunakan dan direkomendasikan adalah "Aturan 1% atau 2%". Aturan ini menyarankan agar kamu tidak pernah merisikokan lebih dari 1% atau 2% dari total modal tradingmu dalam satu trading tunggal.
Contoh:
Total modal tradingmu: Rp 20.000.000
Risiko per trading (1%): Rp 200.000
Jika kamu membeli saham XYZ dengan harga Rp 1.000 dan menempatkan stop loss di Rp 950, artinya kamu merisikokan Rp 50 per saham. Untuk mengetahui berapa banyak saham yang bisa kamu beli, kamu bisa menghitungnya:
Artinya kamu hanya boleh membeli 4.000 saham XYZ. Total nilai pembelianmu adalah 4.000 saham x Rp 1.000 = Rp 4.000.000, yang merupakan 20% dari total modalmu.
Dengan aturan ini, meskipun kamu mengalami 10 kali kerugian berturut-turut, modalmu hanya akan berkurang sekitar 10%, dan kamu masih memiliki 90% modal untuk melanjutkan trading. Tanpa aturan ini, satu kali salah bisa mengikis modalmu dalam jumlah yang sangat besar.
Setelah kamu menentukan Stop Loss dan ukuran posisi, ada satu konsep lagi yang harus kamu pahami: Risk-Reward Ratio (RRR), yaitu perbandingan antara potensi kerugian (risiko) dan potensi keuntungan (reward) yang kamu harapkan dari sebuah trading.
Idealnya, kamu harus mencari trading dengan RRR yang positif, misalnya 1:2 atau 1:3. Artinya berarti untuk setiap Rp 1 yang kamu risikokan, kamu menargetkan keuntungan Rp 2 atau Rp 3.
Contoh:
Stop Loss: Rp 50 (risiko)
Target Profit: Rp 150 (potensi keuntungan)
Risk-Reward Ratio: 1:3
Mengapa ini penting? Karena dengan RRR 1:3, kamu hanya perlu benar 30% dari total trading-mu untuk tetap menghasilkan keuntungan. Jika kamu melakukan 10 kali trading:
7 kali rugi @Rp 50 = -Rp 350
3 kali untung @Rp 150 = +Rp 450
Total keuntungan bersih: Rp 100
Jadi meskipun kamu lebih sering salah daripada benar, kamu tetap bisa profit jika kamu memiliki RRR yang baik! Hal ini menunjukkan bahwa fokus pada manajemen risiko dan kualitas trading, bukan pada frekuensi trading, adalah kunci sukses.
Salah satu alat manajemen risiko yang sering terlupakan adalah jurnal trading. Mencatat setiap trading yang kamu lakukan termasuk alasan masuk, level Stop Loss, level target profit, dan hasilnya akan memberikanmu wawasan yang sangat berharga. Kamu bisa melihat pola transaksimu, jenis trading yang paling sering berhasil, dan apakah kamu konsisten dalam menerapkan aturan manajemen risikomu.
Trading harian adalah perhitungan antara peluang dan probabilitas, bukan permainan tebak-tebakan. Dengan menerapkan manajemen risiko yang ketat, mulai dari penggunaan Stop Loss yang disiplin, pengaturan ukuran posisi yang bijak, hingga pemahaman tentang risk-reward ratio, kamu tidak hanya melindungi modalmu, tapi juga meningkatkan peluangmu untuk menjadi trader yang sukses dalam jangka panjang.
Ingin mengaplikasikan manajemen risiko yang telah kamu pelajari? Maybank Trade ID menyediakan platform yang lengkap dan mudah digunakan untuk trading harianmu. Dengan fitur-fitur canggih dan informasi pasar real-time, kamu bisa dengan mudah menentukan Stop Loss (Fitur Smart Order), mengatur ukuran posisi, dan menjalankan strategi di pasar modal dengan lebih percaya diri. Jadilah trader yang disiplin dan cerdas, mulai perjalanan trading-mu sekarang juga dengan mengunduh aplikasi Maybank Trade ID di App Store atau Google Play Store!
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)