MAKRO

Bank Indonesia merilis survei penjualan eceran untuk bulan September 2024, menunjukkan penguatan karena indeks keyakinan konsumen (IKK) berada di level yang nyaman di 123,5, sedikit menurun dari 124,4 pada bulan sebelumnya. Keyakinan konsumen kuat karena indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) yang masih optimis. Keduanya didorong oleh indeks penghasilan dan indeks ekspektasi penghasilan yang lebih baik. (Bank Indonesia)

INDUSTRI

Menurut Hashim Djojohadikusomo, Prabowo-Gibran berambisi membangun 3 juta rumah per tahun (2 juta rumah di daerah tertinggal dan 1 juta unit apartemen di daerah perkotaan) selama masa kepresidenan mereka untuk 10,7 juta keluarga yang terdaftar di Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang masih mengantri untuk mendapatkan rumah. Pengembang raksasa tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam pembangunan rumah-rumah ini karena pemerintah ingin fokus pada badan usaha milik desa (Bumdes). Selain itu, 27 juta keluarga masih tinggal di rumah yang tidak layak huni. Program ini ditargetkan untuk menjadi solusi bagi penduduk Indonesia untuk membeli rumah dengan harga terjangkau. Jika program ini berhasil, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% selama masa kepresidenan Prabowo dapat tercapai. (Kontan, halaman 14)

PERUSAHAAN

Garuda Indonesia (GIAA) menghadapi kerugian keuangan yang semakin meningkat, dengan kerugian bersih sebesar USD100,35 juta pada 1H24, naik 31,39% YoY dari USD76,38 juta pada periode yang sama tahun lalu. Situasi yang memburuk ini disebabkan oleh meningkatnya beban usaha yang melebihi pendapatan usaha. Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra mencatat bahwa meskipun kapasitas produksi telah tumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang, namun biaya telah melonjak secara signifikan, terutama di bidang pemeliharaan (+61,5%), bahan bakar (+22%), layanan penumpang (+33,35%), dan personalia karena peraturan pajak yang baru. (Kontan, halaman 11)

Siloam International Hospitals (SILO) menargetkan untuk meningkatkan kinerjanya di sisa tahun ini, setelah menggunakan 60% dari anggaran belanja modal yang direncanakan sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp2 triliun. Pendanaan ini diarahkan untuk akuisisi lahan dan pembangunan rumah sakit baru. SILO menargetkan pertumbuhan pendapatan dua digit dan marjin EBITDA sebesar 29%-30% pada akhir 2024. Perusahaan memiliki beberapa rencana ekspansi, termasuk meningkatkan rumah sakit yang sudah ada dan membuka lokasi baru, seperti Siloam Hospitals Makassar, yang akan dibuka akhir tahun ini. Selain itu, SILO juga telah menyiapkan tiga proyek rumah sakit baru hingga tahun 2026. Dari sisi pengembangan bisnis, perseroan optimis dapat mencatatkan tren positif hingga akhir tahun. (Kontan, halaman 11)