Kalau sudah mantap ingin berinvestasi di waran terstruktur, kamu harus tahu cara menghitung nilainya agar bisa membuat keputusan yang bijak. Dibandingkan waran biasa, waran terstruktur memiliki keunggulan karena kamu tidak perlu membeli saham induknya. Jadi, modal yang dibutuhkan lebih kecil.
Yuk, simak lebih lanjut panduan mudah menghitung nilai waran terstruktur.
Komponen Utama dalam Waran Terstruktur
Sebelum membahas cara menghitung, kamu perlu tahu dulu komponen-komponen dalam waran terstruktur agar bisa tahu nilainya, yaitu:
1. Harga strike
Harga strike atau harga pelaksanaan adalah harga yang sudah ditentukan untuk nilai suatu aset underlying pada saat pembelian atau penjualan waran terstruktur.
2. Tingkat leverage
Tingkat leverage (atau gearing) disebut juga rasio leverage, adalah perbandingan perubahan harga waran terstruktur terhadap perubahan harga aset dasar. Artinya, persentase perubahan yang kecil pada aset underlying akan menyebabkan persentase perubahan yang besar pada waran terstruktur, sebab keduanya selalu berbanding terbalik
3. Tanggal kedaluwarsa
Untuk tahu cara menghitung waran terstruktur, kamu perlu tahu tanggal kedaluwarsa waran terstruktur. Ini dapat menentukan nilai waktu yang akan dipakai untuk menghitung nanti. Tanggal kedaluwarsa atau tanggal jatuh tempo adalah waktu terakhir penggunaan waran terstruktur.
Kalau kondisi waran terstruktur kamu menguntungkan saat tanggal kedaluwarsa (artinya harga aset underlying saat ini lebih tinggi daripada harga strike), kamu akan langsung mendapatkan penyelesaian keuntungan, yang akan langsung ditransfer ke rekeningmu. Tapi kalau tidak, waran terstruktur akan hangus.
4. Rasio konversi
Rasio konversi atau exercise ratio adalah jumlah waran terstruktur yang dapat ditukarkan dengan aset underlying. Rasio ini biasanya sudah ditentukan di dalam Term Sheet. Term Sheet adalah dokumen yang berisi spesifikasi, syarat, ketentuan, dan informasi dari seri waran terstruktur tertentu.
Misalnya, dalam Term Sheet tertulis rasio konversi adalah 2:1. Artinya, untuk setiap 2 waran terstruktur yang kamu miliki, sebanding dengan pembelian 1 saham atau aset underlying.
Baca Juga: Cepat Cuan, Ini Investasi Jangka Pendek yang Bisa Kamu Coba
Cara Menghitung Nilai Waran Terstruktur
Cara menghitung nilai waran terstruktur perlu beberapa tahap, mulai dari menghitung nilai intrinsik, nilai waktu, dan dapatlah total nilai waran terstruktur. Kuncinya, kamu harus memperhatikan komponen-komponen dari waran terstruktur itu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung waran terstruktur:
1. Menghitung Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah selisih antara harga dari saham atau aset underlying saat eksekusi atau penyelesaian dengan harga strike dibagi dengan rasio konversi.
Nilai Intrinsik = (Harga Saham Saat ini – Harga Strike) / Rasio Konversi
Untuk waran terstruktur jenis Call, nilai intrinsik hanya bisa dihitung jika harga dari saham underlying ketika eksekusi berada di atas harga strike. Kalau tidak, nilai intrinsik waran terstruktur kamu sama dengan nol.
2. Tambahkan Nilai Waktu
Nilai waktu adalah selisih antara harga waran terstruktur saat ini dengan nilai intrinsiknya.
Nilai Waktu = Harga Waran Terstruktur Saat Ini – Nilai Intrinsik
Biasanya, semakin panjang masa berlaku, semakin tinggi juga nilai waran terstruktur karena kemungkinan kenaikan harga underlying yang makin tinggi.
3. Total nilai waran terstruktur
Setelah mendapatkan nilai intrinsik dan nilai waktu, jumlahkan keduanya untuk mendapatkan nilai akhir dari waran terstruktur.
Istilah OTM, ITM, dan ATM dalam Waran Terstruktur
Begitu kamu paham cara menghitung nilai intrinsik dari waran terstruktur, kamu juga akan sering mendengar istilah, seperti OTM, ITM, dan ATM. Nah, istilah tersebut adalah jenis keuangan (moneyness) dari waran terstruktur yang kamu miliki terhadap keadaan pasar saat ini.
1. OTM (out-of-the-money)
Out-of-the-money adalah kondisi ketika harga aset underlying berada di bawah harga pelaksanaan pada saat penyelesaian. Hal ini menyebabkan waran terstruktur tidak memiliki nilai intrinsik, alias nol.
Misalnya, harga pelaksanaan (strike) call warrant untuk sebuah saham underlying yang kamu beli adalah Rp5.000. Sementara, harga saham tersebut saat ini adalah Rp4.500. Maka, waran terstruktur yang kamu miliki dinyatakan out-of-the-money.
2. ITM (in-the-money)
In-the-money adalah kondisi ketika harga aset underlying saat ini lebih tinggi dibandingkan harga strike. Nilai ini membuat kamu memiliki nilai intrinsik positif dan bersifat menguntungkan. ITM adalah kondisi yang kita harapkan terjadi ketika bertransaksi waran terstruktur.
Misalnya, harga strike aset underlying yang ditentukan adalah Rp5.000. Saat ini, harga saham tersebut sudah mencapai Rp7.000. Jadi, kamu memiliki potensi keuntungan sebesar Rp2.000 untuk tiap waran terstruktur.
3. ATM (at-the-money)
Kondisi ini adalah ketika harga strike dan harga saham saat ini seimbang. Jadi, potensi peluang dan risiko yang kamu miliki seimbang.
Faktor yang Memengaruhi Nilai Waran Terstruktur
Selain komponen-komponennya, ada beberapa faktor yang juga dapat memengaruhi nilai waran terstruktur, seperti:
Bagi pemula, cara menghitung waran terstruktur secara manual bisa jadi cukup membingungkan, ya. Supaya kamu tidak bingung lagi dan benar-benar dapat gambaran, kamu bisa mencoba menggunakan Kalkulator Waran dari Maybank Sekuritas. Kamu tidak perlu menghitung manual sehingga kesalahan juga dapat diminimalisir.
Referensi:
Kalau sudah mantap ingin berinvestasi di waran terstruktur, kamu harus tahu cara menghitung nilainya agar bisa membuat keputusan yang bijak. Dibandingkan waran biasa, waran terstruktur memiliki keunggulan karena kamu tidak perlu membeli saham induknya. Jadi, modal yang dibutuhkan lebih kecil.
Yuk, simak lebih lanjut panduan mudah menghitung nilai waran terstruktur.
Komponen Utama dalam Waran Terstruktur
Sebelum membahas cara menghitung, kamu perlu tahu dulu komponen-komponen dalam waran terstruktur agar bisa tahu nilainya, yaitu:
1. Harga strike
Harga strike atau harga pelaksanaan adalah harga yang sudah ditentukan untuk nilai suatu aset underlying pada saat pembelian atau penjualan waran terstruktur.
2. Tingkat leverage
Tingkat leverage (atau gearing) disebut juga rasio leverage, adalah perbandingan perubahan harga waran terstruktur terhadap perubahan harga aset dasar. Artinya, persentase perubahan yang kecil pada aset underlying akan menyebabkan persentase perubahan yang besar pada waran terstruktur, sebab keduanya selalu berbanding terbalik
3. Tanggal kedaluwarsa
Untuk tahu cara menghitung waran terstruktur, kamu perlu tahu tanggal kedaluwarsa waran terstruktur. Ini dapat menentukan nilai waktu yang akan dipakai untuk menghitung nanti. Tanggal kedaluwarsa atau tanggal jatuh tempo adalah waktu terakhir penggunaan waran terstruktur.
Kalau kondisi waran terstruktur kamu menguntungkan saat tanggal kedaluwarsa (artinya harga aset underlying saat ini lebih tinggi daripada harga strike), kamu akan langsung mendapatkan penyelesaian keuntungan, yang akan langsung ditransfer ke rekeningmu. Tapi kalau tidak, waran terstruktur akan hangus.
4. Rasio konversi
Rasio konversi atau exercise ratio adalah jumlah waran terstruktur yang dapat ditukarkan dengan aset underlying. Rasio ini biasanya sudah ditentukan di dalam Term Sheet. Term Sheet adalah dokumen yang berisi spesifikasi, syarat, ketentuan, dan informasi dari seri waran terstruktur tertentu.
Misalnya, dalam Term Sheet tertulis rasio konversi adalah 2:1. Artinya, untuk setiap 2 waran terstruktur yang kamu miliki, sebanding dengan pembelian 1 saham atau aset underlying.
Baca Juga: Cepat Cuan, Ini Investasi Jangka Pendek yang Bisa Kamu Coba
Cara Menghitung Nilai Waran Terstruktur
Cara menghitung nilai waran terstruktur perlu beberapa tahap, mulai dari menghitung nilai intrinsik, nilai waktu, dan dapatlah total nilai waran terstruktur. Kuncinya, kamu harus memperhatikan komponen-komponen dari waran terstruktur itu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung waran terstruktur:
1. Menghitung Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah selisih antara harga dari saham atau aset underlying saat eksekusi atau penyelesaian dengan harga strike dibagi dengan rasio konversi.
Nilai Intrinsik = (Harga Saham Saat ini – Harga Strike) / Rasio Konversi
Untuk waran terstruktur jenis Call, nilai intrinsik hanya bisa dihitung jika harga dari saham underlying ketika eksekusi berada di atas harga strike. Kalau tidak, nilai intrinsik waran terstruktur kamu sama dengan nol.
2. Tambahkan Nilai Waktu
Nilai waktu adalah selisih antara harga waran terstruktur saat ini dengan nilai intrinsiknya.
Nilai Waktu = Harga Waran Terstruktur Saat Ini – Nilai Intrinsik
Biasanya, semakin panjang masa berlaku, semakin tinggi juga nilai waran terstruktur karena kemungkinan kenaikan harga underlying yang makin tinggi.
3. Total nilai waran terstruktur
Setelah mendapatkan nilai intrinsik dan nilai waktu, jumlahkan keduanya untuk mendapatkan nilai akhir dari waran terstruktur.
Istilah OTM, ITM, dan ATM dalam Waran Terstruktur
Begitu kamu paham cara menghitung nilai intrinsik dari waran terstruktur, kamu juga akan sering mendengar istilah, seperti OTM, ITM, dan ATM. Nah, istilah tersebut adalah jenis keuangan (moneyness) dari waran terstruktur yang kamu miliki terhadap keadaan pasar saat ini.
1. OTM (out-of-the-money)
Out-of-the-money adalah kondisi ketika harga aset underlying berada di bawah harga pelaksanaan pada saat penyelesaian. Hal ini menyebabkan waran terstruktur tidak memiliki nilai intrinsik, alias nol.
Misalnya, harga pelaksanaan (strike) call warrant untuk sebuah saham underlying yang kamu beli adalah Rp5.000. Sementara, harga saham tersebut saat ini adalah Rp4.500. Maka, waran terstruktur yang kamu miliki dinyatakan out-of-the-money.
2. ITM (in-the-money)
In-the-money adalah kondisi ketika harga aset underlying saat ini lebih tinggi dibandingkan harga strike. Nilai ini membuat kamu memiliki nilai intrinsik positif dan bersifat menguntungkan. ITM adalah kondisi yang kita harapkan terjadi ketika bertransaksi waran terstruktur.
Misalnya, harga strike aset underlying yang ditentukan adalah Rp5.000. Saat ini, harga saham tersebut sudah mencapai Rp7.000. Jadi, kamu memiliki potensi keuntungan sebesar Rp2.000 untuk tiap waran terstruktur.
3. ATM (at-the-money)
Kondisi ini adalah ketika harga strike dan harga saham saat ini seimbang. Jadi, potensi peluang dan risiko yang kamu miliki seimbang.
Faktor yang Memengaruhi Nilai Waran Terstruktur
Selain komponen-komponennya, ada beberapa faktor yang juga dapat memengaruhi nilai waran terstruktur, seperti:
Bagi pemula, cara menghitung waran terstruktur secara manual bisa jadi cukup membingungkan, ya. Supaya kamu tidak bingung lagi dan benar-benar dapat gambaran, kamu bisa mencoba menggunakan Kalkulator Waran dari Maybank Sekuritas. Kamu tidak perlu menghitung manual sehingga kesalahan juga dapat diminimalisir.
Referensi:
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)