Pernahkah kamu merasa bingung saat memilih saham di tengah ribuan pilihan yang tersedia di pasar? Saham perusahaan e-commerce, bank, produsen makanan, hingga perusahaan batu bara, semuanya memiliki karakteristik dan pergerakan harga yang berbeda-beda.
Untuk mempermudah analisa dan pengambilan keputusan, para trader dan investor mengelompokkan saham-saham tersebut ke dalam kategori-kategori yang disebut sektor saham. Memahami sektor saham adalah salah satu langkah krusial dalam analisa fundamental dan teknikal yang sering diabaikan oleh para trader pemula.
Sektor saham adalah pengelompokan perusahaan berdasarkan jenis industri atau bisnis utama yang mereka jalankan. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah investor dalam membandingkan kinerja perusahaan yang sejenis dan menganalisis tren pergerakan pasar secara keseluruhan.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), klasifikasi sektor saham mengikuti standar Indonesia Standard Industrial Classification (ISIC) yang telah disesuaikan dengan pasar modal. BEI mengelompokkan saham ke dalam 12 sektor utama:
Sektor Energi: Meliputi perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, produksi, dan distribusi energi, seperti minyak, gas, dan batu bara.
Sektor Bahan Baku: Perusahaan yang memproduksi bahan baku untuk industri lain, seperti bahan kimia, logam dasar, dan produk kehutanan.
Sektor Perindustrian: Meliputi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, konstruksi, dan peralatan.
Sektor Konsumen Primer: Perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari yang permintaannya cenderung stabil, seperti makanan, minuman, dan rokok.
Sektor Konsumen Non-Primer: Perusahaan yang memproduksi barang-barang yang permintaannya lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi, seperti otomotif, fesyen, dan peralatan rumah tangga.
Sektor Kesehatan: Meliputi perusahaan farmasi, rumah sakit, dan penyedia layanan kesehatan lainnya.
Sektor Keuangan: Perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, seperti bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan.
Sektor Properti & Real Estat: Perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan properti dan manajemen real estat.
Sektor Teknologi: Perusahaan yang menyediakan produk dan jasa berbasis teknologi, seperti perangkat lunak, internet, dan e-commerce.
Sektor Infrastruktur: Meliputi perusahaan yang membangun dan mengelola infrastruktur, seperti telekomunikasi, transportasi, dan utilitas.
Sektor Transportasi & Logistik: Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat, laut, udara, serta layanan logistik.
Sektor Barang Komersial & Jasa Profesional: Meliputi perusahaan yang menyediakan jasa profesional, layanan komersial, dan perhotelan.
Setiap sektor memiliki sub-sektor yang lebih spesifik, memungkinkan kamu untuk melakukan analisa yang lebih detail.
Menganalisis saham berdasarkan sektor memberikan banyak manfaat, terutama dalam menyusun strategi trading yang lebih terarah dan efektif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemahaman sektor saham sangat penting:
Sektor saham bergerak mengikuti siklus ekonomi. Beberapa sektor akan tumbuh pesat saat ekonomi sedang ekspansi, sementara yang lain lebih stabil saat ekonomi melambat.
Dengan memahami siklus ini, kamu bisa menyesuaikan portofolio kamu. Misalnya, saat kamu memprediksi ekonomi akan melambat, kamu bisa menggeser investasi dari sektor yang sensitif terhadap siklus ke sektor yang lebih defensif.
Pergerakan harga saham dalam satu sektor seringkali saling berkorelasi. Jika satu saham di sektor tertentu bergerak naik, ada kemungkinan saham lain di sektor yang sama akan mengikuti. Hal ini karena faktor-faktor pendorongnya, seperti kebijakan pemerintah atau tren industri, seringkali berdampak pada seluruh sektor.
Dengan mengamati pergerakan sektor, kamu bisa lebih cepat mengidentifikasi tren yang sedang terjadi. Misalnya, jika harga komoditas global seperti batu bara sedang naik, kamu bisa melihat peluang di saham-saham sektor Energi dan Bahan Baku. Sebaliknya, jika ada berita buruk yang memengaruhi satu sektor, kamu bisa segera mengambil tindakan untuk membatasi kerugian.
Salah satu prinsip dasar investasi adalah diversifikasi. Diversifikasi tidak hanya berarti membeli banyak saham, tetapi juga menyebarkannya ke berbagai sektor yang tidak saling berkorelasi.
Jika kamu hanya berinvestasi pada satu atau dua sektor yang sama (misalnya, hanya saham bank), maka seluruh portofolio kamu akan sangat rentan terhadap risiko yang spesifik pada sektor tersebut. Dengan menyebarkan investasi ke berbagai sektor, kamu bisa mengurangi risiko keseluruhan portofolio kamu.
Memahami teori saja tidak cukup. Kamu harus bisa mengaplikasikannya dalam praktek trading sehari-hari. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menggunakan analisa sektor:
Mulailah dengan melihat kondisi ekonomi secara umum. Sebelum kamu melihat saham secara spesifik, langkah pertama adalah memahami kondisi ekonomi dan pasar secara umum. Pertanyaan yang harus kamu ajukan adalah:
Contoh:
Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, hal ini biasanya menjadi berita positif untuk sektor Keuangan, khususnya perbankan. Mengapa? Karena saat suku bunga naik, bank dapat menaikkan suku bunga pinjaman mereka, yang berpotensi meningkatkan margin keuntungan. Di sisi lain, sektor Properti & Real Estat mungkin akan tertekan karena biaya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) menjadi lebih mahal, mengurangi minat beli.
Setelah kamu memiliki pemahaman makro, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi sektor mana yang memiliki momentum atau potensi keuntungan. Sektor ini sering disebut sebagai hot sector atau sektor yang sedang in-play.
Contoh:
Jika harga batu bara global melonjak karena permintaan dari Tiongkok, kamu bisa berasumsi bahwa sektor Energi akan menjadi fokus. Kamu akan melihat pergerakan harga saham-saham seperti ADRO, ITMG, atau PTBA mulai naik, disertai dengan volume perdagangan yang besar.
Setelah kamu mengidentifikasi hot sector, langkah terakhir adalah mempersempit pilihan dan menemukan saham-saham terbaik di dalamnya. Kamu tidak bisa membeli semua saham di satu sektor, jadi kamu harus melakukan seleksi.
Di aplikasi Maybank Trade ID, kamu bisa dengan mudah menemukan fitur ini. Aplikasi ini menyediakan filter saham berdasarkan sektor, memungkinkan kamu untuk melihat daftar saham-saham dalam satu sektor yang sama. Fitur ini sangat berguna untuk membandingkan saham-saham top performer di sektor yang sedang tren.
Sektor saham lebih dari sekadar pengelompokan. Ia adalah alat analisa yang powerful untuk memahami dinamika pasar, mengidentifikasi tren, dan mengelola risiko. Dengan memahami pergerakan sektor, kamu tidak lagi trading secara buta. Kamu akan memiliki kerangka kerja yang solid untuk menemukan saham yang tepat pada waktu yang tepat.
Jadi, mulailah kebiasaan untuk selalu melihat pergerakan sektor sebelum kamu mengambil keputusan trading. Gunakan fitur filter saham di aplikasi Maybank Trade ID untuk mempermudah proses ini. Dengan begitu, kamu akan selangkah lebih dekat untuk menjadi trader yang profesional.
Pernahkah kamu merasa bingung saat memilih saham di tengah ribuan pilihan yang tersedia di pasar? Saham perusahaan e-commerce, bank, produsen makanan, hingga perusahaan batu bara, semuanya memiliki karakteristik dan pergerakan harga yang berbeda-beda.
Untuk mempermudah analisa dan pengambilan keputusan, para trader dan investor mengelompokkan saham-saham tersebut ke dalam kategori-kategori yang disebut sektor saham. Memahami sektor saham adalah salah satu langkah krusial dalam analisa fundamental dan teknikal yang sering diabaikan oleh para trader pemula.
Sektor saham adalah pengelompokan perusahaan berdasarkan jenis industri atau bisnis utama yang mereka jalankan. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah investor dalam membandingkan kinerja perusahaan yang sejenis dan menganalisis tren pergerakan pasar secara keseluruhan.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), klasifikasi sektor saham mengikuti standar Indonesia Standard Industrial Classification (ISIC) yang telah disesuaikan dengan pasar modal. BEI mengelompokkan saham ke dalam 12 sektor utama:
Sektor Energi: Meliputi perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, produksi, dan distribusi energi, seperti minyak, gas, dan batu bara.
Sektor Bahan Baku: Perusahaan yang memproduksi bahan baku untuk industri lain, seperti bahan kimia, logam dasar, dan produk kehutanan.
Sektor Perindustrian: Meliputi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, konstruksi, dan peralatan.
Sektor Konsumen Primer: Perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari yang permintaannya cenderung stabil, seperti makanan, minuman, dan rokok.
Sektor Konsumen Non-Primer: Perusahaan yang memproduksi barang-barang yang permintaannya lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi, seperti otomotif, fesyen, dan peralatan rumah tangga.
Sektor Kesehatan: Meliputi perusahaan farmasi, rumah sakit, dan penyedia layanan kesehatan lainnya.
Sektor Keuangan: Perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, seperti bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan.
Sektor Properti & Real Estat: Perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan properti dan manajemen real estat.
Sektor Teknologi: Perusahaan yang menyediakan produk dan jasa berbasis teknologi, seperti perangkat lunak, internet, dan e-commerce.
Sektor Infrastruktur: Meliputi perusahaan yang membangun dan mengelola infrastruktur, seperti telekomunikasi, transportasi, dan utilitas.
Sektor Transportasi & Logistik: Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat, laut, udara, serta layanan logistik.
Sektor Barang Komersial & Jasa Profesional: Meliputi perusahaan yang menyediakan jasa profesional, layanan komersial, dan perhotelan.
Setiap sektor memiliki sub-sektor yang lebih spesifik, memungkinkan kamu untuk melakukan analisa yang lebih detail.
Menganalisis saham berdasarkan sektor memberikan banyak manfaat, terutama dalam menyusun strategi trading yang lebih terarah dan efektif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemahaman sektor saham sangat penting:
Sektor saham bergerak mengikuti siklus ekonomi. Beberapa sektor akan tumbuh pesat saat ekonomi sedang ekspansi, sementara yang lain lebih stabil saat ekonomi melambat.
Dengan memahami siklus ini, kamu bisa menyesuaikan portofolio kamu. Misalnya, saat kamu memprediksi ekonomi akan melambat, kamu bisa menggeser investasi dari sektor yang sensitif terhadap siklus ke sektor yang lebih defensif.
Pergerakan harga saham dalam satu sektor seringkali saling berkorelasi. Jika satu saham di sektor tertentu bergerak naik, ada kemungkinan saham lain di sektor yang sama akan mengikuti. Hal ini karena faktor-faktor pendorongnya, seperti kebijakan pemerintah atau tren industri, seringkali berdampak pada seluruh sektor.
Dengan mengamati pergerakan sektor, kamu bisa lebih cepat mengidentifikasi tren yang sedang terjadi. Misalnya, jika harga komoditas global seperti batu bara sedang naik, kamu bisa melihat peluang di saham-saham sektor Energi dan Bahan Baku. Sebaliknya, jika ada berita buruk yang memengaruhi satu sektor, kamu bisa segera mengambil tindakan untuk membatasi kerugian.
Salah satu prinsip dasar investasi adalah diversifikasi. Diversifikasi tidak hanya berarti membeli banyak saham, tetapi juga menyebarkannya ke berbagai sektor yang tidak saling berkorelasi.
Jika kamu hanya berinvestasi pada satu atau dua sektor yang sama (misalnya, hanya saham bank), maka seluruh portofolio kamu akan sangat rentan terhadap risiko yang spesifik pada sektor tersebut. Dengan menyebarkan investasi ke berbagai sektor, kamu bisa mengurangi risiko keseluruhan portofolio kamu.
Memahami teori saja tidak cukup. Kamu harus bisa mengaplikasikannya dalam praktek trading sehari-hari. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menggunakan analisa sektor:
Mulailah dengan melihat kondisi ekonomi secara umum. Sebelum kamu melihat saham secara spesifik, langkah pertama adalah memahami kondisi ekonomi dan pasar secara umum. Pertanyaan yang harus kamu ajukan adalah:
Contoh:
Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, hal ini biasanya menjadi berita positif untuk sektor Keuangan, khususnya perbankan. Mengapa? Karena saat suku bunga naik, bank dapat menaikkan suku bunga pinjaman mereka, yang berpotensi meningkatkan margin keuntungan. Di sisi lain, sektor Properti & Real Estat mungkin akan tertekan karena biaya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) menjadi lebih mahal, mengurangi minat beli.
Setelah kamu memiliki pemahaman makro, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi sektor mana yang memiliki momentum atau potensi keuntungan. Sektor ini sering disebut sebagai hot sector atau sektor yang sedang in-play.
Contoh:
Jika harga batu bara global melonjak karena permintaan dari Tiongkok, kamu bisa berasumsi bahwa sektor Energi akan menjadi fokus. Kamu akan melihat pergerakan harga saham-saham seperti ADRO, ITMG, atau PTBA mulai naik, disertai dengan volume perdagangan yang besar.
Setelah kamu mengidentifikasi hot sector, langkah terakhir adalah mempersempit pilihan dan menemukan saham-saham terbaik di dalamnya. Kamu tidak bisa membeli semua saham di satu sektor, jadi kamu harus melakukan seleksi.
Di aplikasi Maybank Trade ID, kamu bisa dengan mudah menemukan fitur ini. Aplikasi ini menyediakan filter saham berdasarkan sektor, memungkinkan kamu untuk melihat daftar saham-saham dalam satu sektor yang sama. Fitur ini sangat berguna untuk membandingkan saham-saham top performer di sektor yang sedang tren.
Sektor saham lebih dari sekadar pengelompokan. Ia adalah alat analisa yang powerful untuk memahami dinamika pasar, mengidentifikasi tren, dan mengelola risiko. Dengan memahami pergerakan sektor, kamu tidak lagi trading secara buta. Kamu akan memiliki kerangka kerja yang solid untuk menemukan saham yang tepat pada waktu yang tepat.
Jadi, mulailah kebiasaan untuk selalu melihat pergerakan sektor sebelum kamu mengambil keputusan trading. Gunakan fitur filter saham di aplikasi Maybank Trade ID untuk mempermudah proses ini. Dengan begitu, kamu akan selangkah lebih dekat untuk menjadi trader yang profesional.
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)