MAKRO

Likuiditas tetap stabil di bulan Juli 2024, dengan M2 tercatat sebesar Rp8.970,8 triliun atau tumbuh 7,4% YoY. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan M1 sebesar 6,3% YoY, dengan penyaluran kredit yang masih tumbuh 11,6% YoY, didorong oleh kredit korporasi. Selain itu, uang kuasi tumbuh 7,2% YoY pada Juli 2024. (Bank Indonesia)

INDUSTRI

Pemerintah bertujuan untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 dengan melarang penjualan kendaraan konvensional/mesin pembakaran internal (ICE) dalam jangka panjang. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) saat ini berencana untuk menerapkan kebijakan untuk sektor otomotif di Indonesia yang mencakup adopsi kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV). Pemerintah menargetkan tidak ada lagi kendaraan bermesin bakar minyak (BBM) yang dijual di tahun 2045, yang akan menjadi tantangan tersendiri karena saat ini sebagian besar masyarakat masih membeli kendaraan bermesin bakar minyak (BBM). (Kontan, halaman 12)

PERUSAHAAN

Nippon Indosari Corporindo (ROTI IJ, BUY, CP Rp1.045, TP Rp1.600) telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp52 miliar (40% dari total belanja modal di FY24) di 1H24. ROTI memproyeksikan belanja modal sebesar Rp120 miliar di FY24 (vs FY23: Rp150 miliar). ROTI mengalokasikan belanja modal yang lebih rendah karena fasilitas produksi ke-15 di Pekanbaru telah mencapai tahap akhir dan akan siap beroperasi pada akhir tahun ini. Setelah fasilitas produksi di Pekanbaru beroperasi, ROTI tidak akan melakukan ekspansi bisnis besar-besaran setidaknya hingga FY26 karena mereka akan memiliki total kapasitas produksi 5,7 juta roti per hari. (Kontan, halaman 11)

Perusahaan penyedia jasa perjalanan haji dan umroh, Arsy Buana Travelindo (HAJI IJ, non-rating, CP Rp130) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang baik di sepanjang 1H24. Mengutip dari laporan keuangan per 1H24, HAJJ mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp431,06 miliar (+87,7% YoY). Segmen hotel mencatatkan pendapatan sebesar Rp389,98 miliar (+159,84% YoY). HAJJ mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,75 miliar (+47,75% YoY). Kinerja HAJJ selama 1H24 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama di segmen hotel. Oleh karena itu, HAJJ mengarahkan fokus pada segmen hotel karena memiliki marjin keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan segmen bisnis lainnya. Kinerja HAJJ yang baik ini diperkirakan akan terus berlanjut di 2H24. (Kontan, halaman 11)