Inflasi & Saham: Jenis, Dampak, dan Strategi Cerdas
10:39, 1 September 2025
Tips and Edu
By Jazzy Refadebby

logo
Source : MSID Investment Education

Pernahkah kamu merasa harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik dari waktu ke waktu? Fenomena ini dikenal dengan istilah inflasi, sebuah konsep ekonomi yang sangat penting untuk dipahami, terutama jika kamu berinvestasi di pasar saham. 


Inflasi tidak hanya mempengaruhi daya beli uang kita, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kinerja investasi, terutama di instrumen seperti saham. Mari kita kupas tuntas jenis-jenis inflasi dan bagaimana dampaknya, serta strategi yang bisa kamu terapkan untuk melindungi dan mengembangkan asetmu.


Apa Itu Inflasi?

Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Akibatnya, daya beli uang akan menurun. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, kamu akan mendapatkan lebih sedikit barang dan jasa dibandingkan sebelumnya.


Apa Penyebab Inflasi?

Inflasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebabnya akan membantu kita memprediksi jenis inflasi yang mungkin terjadi dan dampaknya.


Permintaan Lebih Besar dari Penawaran (Demand-Pull Inflation)

Terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang. Ini terjadi ketika daya beli masyarakat meningkat pesat (misalnya karena pertumbuhan ekonomi kuat atau pemerintah/bank sentral mencetak banyak uang), sehingga permintaan terhadap barang dan jasa melebihi kemampuan produksi. Akibatnya, harga naik karena penjual bisa menjual lebih mahal.


Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Biaya untuk membuat barang atau menyediakan jasa meningkat. Ini bisa karena harga bahan baku (misalnya minyak) naik, upah buruh naik, atau biaya logistik mahal. Perusahaan kemudian meneruskan kenaikan biaya ini ke konsumen dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi.


Ekspektasi Inflasi (Built-in Inflation)

Ketika masyarakat (pekerja, pengusaha) sudah menduga harga akan terus naik di masa depan, mereka cenderung bertindak sesuai ekspektasi tersebut. Pekerja menuntut gaji lebih tinggi, dan perusahaan menaikkan harga jual produk mereka untuk menutupi kenaikan upah. Ini menciptakan siklus inflasi yang berkelanjutan.


Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Inflasi memiliki hubungan yang kompleks dengan pasar saham, dan dampaknya bisa bervariasi tergantung pada tingkat inflasi, penyebabnya, serta bagaimana perusahaan dan bank sentral merespons.

  1. Penurunan Daya Beli Laba Perusahaan (Laba Riil Tergerus)
    Ini terjadi ketika permintaan agregat terhadap barang dan jasa melebihi kapasitas produksi ekonomi. Bayangkan situasi di mana banyak orang punya uang untuk dibelanjakan, dan mereka semua ingin membeli barang yang sama, sementara jumlah barang itu terbatas. Penjual kemudian akan menaikkan harga karena tingginya minat pembeli.

    Contoh:
    Ketika pemerintah memberikan stimulus ekonomi besar-besaran atau bank sentral menurunkan suku bunga terlalu rendah, masyarakat memiliki lebih banyak uang, memicu lonjakan permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan pasokan.

    Inflasi jenis ini bisa menjadi pedang bermata dua. Awalnya, peningkatan permintaan bisa meningkatkan pendapatan perusahaan. Namun, jika permintaan terus berlebihan, ini bisa menyebabkan kenaikan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi, yang pada akhirnya bisa merugikan pasar saham.

  2. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
    Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat. Kenaikan biaya ini kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

    Contoh:
    Kenaikan tajam harga minyak global yang meningkatkan biaya transportasi dan produksi di hampir semua sektor. Atau, kenaikan upah buruh secara signifikan tanpa diimbangi kenaikan produktivitas.

    Inflasi ini cenderung lebih negatif bagi saham. Margin keuntungan perusahaan akan tertekan karena biaya produksi naik, dan mereka mungkin kesulitan menaikkan harga jual produk agar tidak kehilangan pelanggan. Saham perusahaan yang sangat bergantung pada bahan baku tertentu yang harganya melonjak akan sangat terdampak.

  3. Inflasi Ekspektasi (Built-in Inflation atau Expectation Inflation)
    Jenis inflasi ini dipicu oleh ekspektasi masyarakat bahwa harga akan terus naik di masa depan. Ketika ekspektasi ini menguat, ia dapat menciptakan siklus spiral.

    Contoh:
    Jika pekerja mengharapkan harga kebutuhan pokok akan naik, mereka akan menuntut kenaikan upah. Perusahaan, untuk menutupi kenaikan upah ini, akan menaikkan harga produk mereka. Siklus ini terus berulang.

    Hal ini menciptakan ketidakpastian dan bisa memicu volatilitas pasar. Perusahaan mungkin kesulitan merencanakan investasi jangka panjang karena ketidakpastian biaya dan harga jual di masa depan. Investor juga akan mencari aset yang bisa melindungi nilai uang mereka.


Mengenal Tingkat Keparahan Inflasi & Dampaknya

Tingkat keparahan inflasi memberikan gambaran seberapa besar dampak yang akan dirasakan oleh ekonomi dan pasar.


Inflasi bukanlah sekadar angka, tapi juga kekuatan ekonomi yang memengaruhi fundamental perusahaan dan sentimen investor di pasar saham. Beberapa dampaknya:

  • Tergerusnya Laba Riil Perusahaan
    Ini adalah dampak paling langsung. Meskipun pendapatan nominal perusahaan mungkin naik karena mereka menaikkan harga produk, biaya operasional (bahan baku, upah, energi) juga meningkat. Jika perusahaan tidak bisa menaikkan harga jual dengan cepat atau efisien, margin keuntungan mereka akan menyusut. Laba riil yang lebih rendah membuat saham kurang menarik bagi investor.
  • Kenaikan Suku Bunga dan Biaya Pinjaman
    Bank sentral seringkali merespons inflasi tinggi dengan menaikkan suku bunga acuan. Ini bertujuan untuk mengerem laju inflasi. Bagi perusahaan, suku bunga yang lebih tinggi berarti biaya pinjaman menjadi lebih mahal, menghambat ekspansi dan menekan laba. 
  • Beralih ke Obligasi
    Bagi investor, obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan saham, menyebabkan aliran dana keluar dari pasar saham. Kenaikan suku bunga juga menurunkan valuasi saham dalam perhitungan model diskonto arus kas.
  • Penurunan Daya Beli Konsumen
    Inflasi yang tinggi berarti uang yang sama bisa membeli lebih sedikit barang. Ini mengurangi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menurunkan permintaan terhadap produk dan jasa banyak perusahaan. Sektor yang bergantung pada pengeluaran diskresioner konsumen (misalnya, ritel non-esensial, pariwisata) akan sangat terpukul, memengaruhi penjualan dan laba mereka.
  • Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar
    Inflasi yang tak terkendali menciptakan lingkungan yang tidak pasti bagi bisnis dan investor. Perencanaan jangka panjang menjadi sulit, dan ini memicu sentimen negatif dan aksi jual panik di pasar, yang menyebabkan volatilitas tinggi dan penurunan harga saham.

 

Inflasi adalah faktor krusial yang harus diperhitungkan dalam strategi investasi saham kamu. Dengan memahami jenis-jenisnya, dampaknya pada perusahaan, dan bagaimana sektor yang berbeda bereaksi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dan proaktif. Jangan biarkan inflasi mengikis potensi keuntunganmu!

Siap untuk mulai menyesuaikan strategi investasimu dan menjelajahi peluang di pasar saham Indonesia? Unduh dan daftar sekarang di Maybank Trade ID! Dengan platform yang intuitif dan fitur-fitur lengkap, Maybank Trade ID siap menjadi mitra andalmu dalam menghadapi tantangan inflasi dan meraih tujuan investasi. 

Inflasi & Saham: Jenis, Dampak, dan Strategi Cerdas
Tips and Edu
by Jazzy Refadebby
10:39, 1 September 2025
logo
Source : MSID Investment Education

Pernahkah kamu merasa harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik dari waktu ke waktu? Fenomena ini dikenal dengan istilah inflasi, sebuah konsep ekonomi yang sangat penting untuk dipahami, terutama jika kamu berinvestasi di pasar saham. 


Inflasi tidak hanya mempengaruhi daya beli uang kita, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kinerja investasi, terutama di instrumen seperti saham. Mari kita kupas tuntas jenis-jenis inflasi dan bagaimana dampaknya, serta strategi yang bisa kamu terapkan untuk melindungi dan mengembangkan asetmu.


Apa Itu Inflasi?

Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Akibatnya, daya beli uang akan menurun. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, kamu akan mendapatkan lebih sedikit barang dan jasa dibandingkan sebelumnya.


Apa Penyebab Inflasi?

Inflasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebabnya akan membantu kita memprediksi jenis inflasi yang mungkin terjadi dan dampaknya.


Permintaan Lebih Besar dari Penawaran (Demand-Pull Inflation)

Terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang. Ini terjadi ketika daya beli masyarakat meningkat pesat (misalnya karena pertumbuhan ekonomi kuat atau pemerintah/bank sentral mencetak banyak uang), sehingga permintaan terhadap barang dan jasa melebihi kemampuan produksi. Akibatnya, harga naik karena penjual bisa menjual lebih mahal.


Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Biaya untuk membuat barang atau menyediakan jasa meningkat. Ini bisa karena harga bahan baku (misalnya minyak) naik, upah buruh naik, atau biaya logistik mahal. Perusahaan kemudian meneruskan kenaikan biaya ini ke konsumen dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi.


Ekspektasi Inflasi (Built-in Inflation)

Ketika masyarakat (pekerja, pengusaha) sudah menduga harga akan terus naik di masa depan, mereka cenderung bertindak sesuai ekspektasi tersebut. Pekerja menuntut gaji lebih tinggi, dan perusahaan menaikkan harga jual produk mereka untuk menutupi kenaikan upah. Ini menciptakan siklus inflasi yang berkelanjutan.


Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Inflasi memiliki hubungan yang kompleks dengan pasar saham, dan dampaknya bisa bervariasi tergantung pada tingkat inflasi, penyebabnya, serta bagaimana perusahaan dan bank sentral merespons.

  1. Penurunan Daya Beli Laba Perusahaan (Laba Riil Tergerus)
    Ini terjadi ketika permintaan agregat terhadap barang dan jasa melebihi kapasitas produksi ekonomi. Bayangkan situasi di mana banyak orang punya uang untuk dibelanjakan, dan mereka semua ingin membeli barang yang sama, sementara jumlah barang itu terbatas. Penjual kemudian akan menaikkan harga karena tingginya minat pembeli.

    Contoh:
    Ketika pemerintah memberikan stimulus ekonomi besar-besaran atau bank sentral menurunkan suku bunga terlalu rendah, masyarakat memiliki lebih banyak uang, memicu lonjakan permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan pasokan.

    Inflasi jenis ini bisa menjadi pedang bermata dua. Awalnya, peningkatan permintaan bisa meningkatkan pendapatan perusahaan. Namun, jika permintaan terus berlebihan, ini bisa menyebabkan kenaikan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi, yang pada akhirnya bisa merugikan pasar saham.

  2. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
    Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat. Kenaikan biaya ini kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

    Contoh:
    Kenaikan tajam harga minyak global yang meningkatkan biaya transportasi dan produksi di hampir semua sektor. Atau, kenaikan upah buruh secara signifikan tanpa diimbangi kenaikan produktivitas.

    Inflasi ini cenderung lebih negatif bagi saham. Margin keuntungan perusahaan akan tertekan karena biaya produksi naik, dan mereka mungkin kesulitan menaikkan harga jual produk agar tidak kehilangan pelanggan. Saham perusahaan yang sangat bergantung pada bahan baku tertentu yang harganya melonjak akan sangat terdampak.

  3. Inflasi Ekspektasi (Built-in Inflation atau Expectation Inflation)
    Jenis inflasi ini dipicu oleh ekspektasi masyarakat bahwa harga akan terus naik di masa depan. Ketika ekspektasi ini menguat, ia dapat menciptakan siklus spiral.

    Contoh:
    Jika pekerja mengharapkan harga kebutuhan pokok akan naik, mereka akan menuntut kenaikan upah. Perusahaan, untuk menutupi kenaikan upah ini, akan menaikkan harga produk mereka. Siklus ini terus berulang.

    Hal ini menciptakan ketidakpastian dan bisa memicu volatilitas pasar. Perusahaan mungkin kesulitan merencanakan investasi jangka panjang karena ketidakpastian biaya dan harga jual di masa depan. Investor juga akan mencari aset yang bisa melindungi nilai uang mereka.


Mengenal Tingkat Keparahan Inflasi & Dampaknya

Tingkat keparahan inflasi memberikan gambaran seberapa besar dampak yang akan dirasakan oleh ekonomi dan pasar.


Inflasi bukanlah sekadar angka, tapi juga kekuatan ekonomi yang memengaruhi fundamental perusahaan dan sentimen investor di pasar saham. Beberapa dampaknya:

  • Tergerusnya Laba Riil Perusahaan
    Ini adalah dampak paling langsung. Meskipun pendapatan nominal perusahaan mungkin naik karena mereka menaikkan harga produk, biaya operasional (bahan baku, upah, energi) juga meningkat. Jika perusahaan tidak bisa menaikkan harga jual dengan cepat atau efisien, margin keuntungan mereka akan menyusut. Laba riil yang lebih rendah membuat saham kurang menarik bagi investor.
  • Kenaikan Suku Bunga dan Biaya Pinjaman
    Bank sentral seringkali merespons inflasi tinggi dengan menaikkan suku bunga acuan. Ini bertujuan untuk mengerem laju inflasi. Bagi perusahaan, suku bunga yang lebih tinggi berarti biaya pinjaman menjadi lebih mahal, menghambat ekspansi dan menekan laba. 
  • Beralih ke Obligasi
    Bagi investor, obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan saham, menyebabkan aliran dana keluar dari pasar saham. Kenaikan suku bunga juga menurunkan valuasi saham dalam perhitungan model diskonto arus kas.
  • Penurunan Daya Beli Konsumen
    Inflasi yang tinggi berarti uang yang sama bisa membeli lebih sedikit barang. Ini mengurangi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menurunkan permintaan terhadap produk dan jasa banyak perusahaan. Sektor yang bergantung pada pengeluaran diskresioner konsumen (misalnya, ritel non-esensial, pariwisata) akan sangat terpukul, memengaruhi penjualan dan laba mereka.
  • Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar
    Inflasi yang tak terkendali menciptakan lingkungan yang tidak pasti bagi bisnis dan investor. Perencanaan jangka panjang menjadi sulit, dan ini memicu sentimen negatif dan aksi jual panik di pasar, yang menyebabkan volatilitas tinggi dan penurunan harga saham.

 

Inflasi adalah faktor krusial yang harus diperhitungkan dalam strategi investasi saham kamu. Dengan memahami jenis-jenisnya, dampaknya pada perusahaan, dan bagaimana sektor yang berbeda bereaksi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dan proaktif. Jangan biarkan inflasi mengikis potensi keuntunganmu!

Siap untuk mulai menyesuaikan strategi investasimu dan menjelajahi peluang di pasar saham Indonesia? Unduh dan daftar sekarang di Maybank Trade ID! Dengan platform yang intuitif dan fitur-fitur lengkap, Maybank Trade ID siap menjadi mitra andalmu dalam menghadapi tantangan inflasi dan meraih tujuan investasi. 

hero
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
icon

Trading yang Mulus dan Efisien

Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.

icon

Advanced Analytics dan Real-Time Data

Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.

icon

Dipercaya oleh Ribuan Orang

Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.

Download New Maybank Trade ID by clicking these buttons below
App Store
Play Store
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
hero
Trading yang Mulus dan Efisien
hero
Advanced Analytics dan Real-Time Data
hero
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Download Maybank Trade ID
app-storeapp-store

Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo KSEILogo IDLogo SIPFLogo Nabung

Alamat Kantor Pusat

Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

iconiconicon

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo Nabung
Logo KSEILogo IDLogo SIPF