Rokok Indonesia:

(oleh willy.goutama@maybank.com dan jocelyn.santoso@maybank.com)

Dampak positif sektor secara keseluruhan dari potensi tidak adanya kenaikan pajak cukai tahun fiskal 2025; GGRM akan menang paling banyak

 

Kami memperkirakan GGRM akan menang paling banyak dalam lingkungan kenaikan pajak cukai rokok 0 karena analisis sensitivitas kami menunjukkan EPS GGRM dan HMSP pada tahun fiskal 2025E akan naik masing-masing sebesar 58% dan 38%.

 

Perlu dicatat bahwa:

1)    pajak cukai mencapai 70%/81% dari HPP GGRM/HMSP pada tahun fiskal 2025E; dan

2)    penjualan SKM dengan pajak tinggi mencapai 90%/55% dari penjualan GGRM/HMSP pada tahun fiskal 2025E.

 

Kementerian Keuangan mengatakan pihaknya berencana untuk tidak menaikkan pajak cukai tembakau pada tahun fiskal 2025 karena pemerintah yakin para perokok terus melakukan perdagangan dengan harga lebih rendah pada produk tersebut. Namun, kenaikan harga dasar rokok masih mungkin terjadi.

 

Dari perspektif persaingan, kami pikir masih ada kesenjangan yang lebar antara harga dasar pemain Tier II dan Tier I karena SKM/SKT Tier I 64%/129% lebih tinggi dari pemain Tier II.

 

Dengan demikian, kami yakin konsumen akan terus melakukan penurunan harga jika pemerintah tidak menyederhanakan sistem berjenjangnya.

 

BBRI IJ: Menunjukkan tanda-tanda pemulihan

(oleh jeffrosenberg.lim@maybank.com dan faiq.asad@maybank.com)

 

• Laba bank-only BBRI 8M24 tumbuh moderat menjadi IDR36,2t (+4,0% YoY), didorong oleh pertumbuhan PPOP yang lebih tinggi (+15,8% YoY), tetapi terseret oleh pencadangan yang lebih tinggi (+44,1% YoY).

 

• Perbaikan biaya kredit secara bulanan menjadi 2,44% pada Agustus 2024, yang menyebabkan penurunan provisi sebesar Rp2,6 triliun (-31,5% secara bulanan; -20,6% secara tahunan).

 

• Meskipun ini dapat menjadi indikasi kepercayaan terhadap kualitasnya, kami tetap berhati-hati terhadap potensi penurunan peringkat NPL untuk menjaga biaya kredit tetap tinggi sepanjang tahun.

 

• Pertumbuhan pinjaman konservatif, hanya tumbuh sebesar 7,1% secara tahunan, jauh lebih rendah dari industri sebesar 11% secara tahunan. Kami menduga pertumbuhan terutama didorong oleh segmen korporasi, dan pertumbuhan UMKM yang lebih lemah karena pertumbuhan pinjaman industri UMKM hanya 4% secara tahunan.

 

• Kami yakin BBRI akan memperoleh manfaat paling besar dari penurunan suku bunga baru-baru ini, karena biaya pendanaannya didorong paling tinggi dibandingkan dengan bank-bank besar lainnya. Ini akan membantu meningkatkan marginnya ke depannya untuk mendukung pertumbuhan labanya tahun ini.

 

• BBRI saat ini diperdagangkan pada 2,4x FY24E P/BV, kami rekomendasikan untuk BELI pada pelemahan signifikan karena masih ada sisa masalah kualitas aset.