Cerdas Trading Saham: 10 Kesalahan Trader Pemula
17:36, 16 September 2025
Tips and Edu
By Jazzy Refadebby

logo
Source : MSID Investment Education

Apakah kamu seorang pemula yang baru saja terjun ke dunia trading saham? Pasar saham bukan hanya tempat untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga sekolah yang mengajarkan kedisiplinan, analisis, dan kontrol emosi. Banyak pemula yang sering kali melakukan kesalahan yang bisa berujung pada kerugian, karena itu kenali dulu sebelum mencobanya, agar dapat sukses di pasar modal.

1. Tidak Memiliki Rencana Trading yang Jelas

Rencana trading bukan sekadar daftar saham yang akan dibeli. Ini adalah dokumen komprehensif yang berfungsi sebagai panduan utama dalam setiap keputusan trading kamu. Rencana ini harus mencakup:

  • Tujuan Finansial: Apakah kamu ingin mencari keuntungan jangka pendek atau membangun kekayaan dalam jangka panjang?
  • Strategi Masuk dan Keluar: Kriteria apa yang kamu gunakan untuk membeli (misalnya, saat harga saham menembus resistance atau ketika indikator teknikal tertentu memberikan sinyal beli)? Dan kapan kamu harus menjual (misalnya, saat mencapai target keuntungan atau ketika harga turun ke level stop loss)?
  • Manajemen Risiko: Berapa persentase modal yang siap kamu risikokan untuk satu transaksi? Aturan umumnya adalah tidak lebih dari 1-2% per transaksi.
  • Saham Pilihan: Fokus pada sektor atau saham yang kamu pahami. Jangan trading saham hanya karena namanya terdengar menarik atau hanya ikut-ikutan.

2. Tidak Menguasai Analisis Fundamental dan Teknikal

Dua jenis analisis ini adalah fondasi dari setiap keputusan investasi yang cerdas.

  • Analisis Fundamental: Metode ini berfokus pada nilai intrinsik perusahaan. Kamu akan menganalisis laporan keuangan (balance sheet, income statement, cash flow statement), model bisnis, keunggulan kompetitif, dan manajemen perusahaan. Tujuanmu adalah menentukan apakah harga saham saat ini lebih rendah dari nilai seharusnya (undervalued) atau sebaliknya (overvalued).
  • Analisis Teknikal: Ini adalah studi tentang pergerakan harga dan volume historis. Kamu akan menggunakan grafik, pola harga, dan berbagai indikator teknikal seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan MACD untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Analisis ini membantu kamu mengidentifikasi tren, titik masuk, dan titik keluar yang optimal.

Trader yang sukses sering menggabungkan keduanya. Mereka menggunakan analisis fundamental untuk memilih saham yang "bagus" dan analisis teknikal untuk menentukan "kapan" waktu terbaik untuk membeli atau menjual.

3. Terlalu Fokus pada Saham "Gorengan"

Saham "gorengan" adalah istilah yang sering digunakan untuk saham dengan harga murah (seringkali di bawah Rp500) yang pergerakannya sangat volatil dan tidak didukung oleh kinerja fundamental perusahaan. Pergerakan harga ini seringkali dimanipulasi oleh spekulan.

Para pemula sering terjebak dalam jebakan ini karena janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, saham-saham ini memiliki risiko kerugian yang sangat tinggi. Ketika spekulan keluar, harga saham bisa anjlok drastis dan kamu bisa kehilangan seluruh modalmu. Untuk pemula, biasanya lebih aman untuk fokus pada saham-saham blue chip atau saham lapis kedua yang memiliki fundamental kuat, likuiditas tinggi, dan pergerakan harga yang lebih stabil.

4. Tidak Menggunakan Stop Loss

Stop loss adalah alat manajemen risiko yang krusial. Ini adalah perintah otomatis yang akan menjual sahammu jika harganya turun hingga level yang telah kamu tetapkan sebelumnya. Misalnya, jika kamu membeli saham di harga Rp1.000 dan menetapkan stop loss di Rp950, sahammu akan otomatis terjual jika harganya turun ke Rp950.

Kesalahan pemula adalah tidak menggunakan stop loss karena berharap harga saham akan pulih. Namun, dalam banyak kasus, harga justru terus turun, dan kerugianmu menjadi semakin besar. Dengan stop loss, kamu membatasi kerugian dan melindungi modalmu, memungkinkanmu untuk trading kembali di lain waktu. Kamu bisa menemukan fungsi ini di fitur Smart Order dalam aplikasi Maybank Trade ID.

5. Berani Ambil Risiko Terlalu Besar

Prinsip diversifikasi adalah kunci. Investasi atau trading seluruh modalmu pada satu atau dua saham adalah strategi yang sangat berisiko. Jika saham tersebut jatuh, kamu akan menderita kerugian besar. Dengan menyebarkan modalmu ke beberapa saham di sektor yang berbeda (misalnya, consumer goods, technology, banking), kamu bisa mengurangi risiko secara signifikan. Jika satu saham berkinerja buruk, saham lain mungkin bisa menutupi kerugian tersebut. Namun, pastikan agar jenisnya tidak terlalu banyak, biasanya para pemula memilih lima saham dengan sektor yang berbeda.

6. Terpengaruh Berita dan Hoax

Di era media sosial, informasi menyebar dengan cepat, dan tidak semua informasi itu benar. Berita atau rumor yang beredar di grup chat atau forum internet seringkali menyesatkan. Jangan pernah membeli atau menjual saham hanya berdasarkan rumor. Selalu verifikasi informasi dari sumber yang kredibel seperti laporan resmi perusahaan, berita dari media terpercaya, atau riset dari lembaga keuangan. FOMO (Fear of Missing Out) adalah jebakan emosional yang sering membuat pemula membeli di puncak harga dan akhirnya merugi. Untuk menghindari hal tersebut, Maybank Trade ID memiliki fitur Insight yang diberikan langsung dari analis terpercaya.

7. Tidak Belajar dari Kesalahan

Setiap trader, bahkan yang paling sukses, pernah mengalami kerugian. Yang membedakan mereka adalah cara mereka menghadapi kerugian tersebut. Alih-alih menyalahkan pasar atau faktor eksternal, trader yang cerdas melihat kerugian sebagai peluang untuk belajar. Mereka mengevaluasi ulang mengapa transaksi tersebut gagal, apakah ada kesalahan dalam analisis atau eksekusi, dan mencatatnya. Pembelajaran ini akan membuatmu menjadi trader yang lebih baik di masa depan.

8. Terlalu Emosional dalam Mengambil Keputusan

Emosi adalah musuh terburuk trader. Keserakahan bisa membuatmu tidak menjual saham yang sudah untung, berharap harganya naik lebih tinggi lagi, padahal harga bisa berbalik arah kapan saja. Selain itu, ketakutan bisa membuatmu menjual saham dalam panik saat harganya turun sedikit, padahal penurunan tersebut bisa jadi hanya koreksi normal sebelum kembali naik.

Disiplin dan kepatuhan pada rencana trading yang telah kamu buat akan membantu mengendalikan emosi ini. Jika kamu sudah menetapkan target keuntungan (profit taking) dan stop loss, patuhi itu tanpa ragu.

9. Tidak Melakukan Trading Journal

Trading journal adalah alat yang powerful untuk refleksi dan perbaikan diri. Ini adalah catatan harian dari setiap transaksi yang kamu lakukan. Jurnal ini harus berisi:

  • Tanggal dan Waktu Transaksi
  • Nama Saham dan Harga Beli/Jual
  • Jumlah Saham
  • Alasan Beli (Analisis apa yang kamu gunakan?)
  • Hasil Transaksi (Untung/Rugi)
  • Catatan Pribadi (Apa yang bisa kamu pelajari dari transaksi ini?)

Dengan trading journal, kamu bisa melihat pola trading-mu, mengidentifikasi kesalahan yang sering terulang, dan memperkuat strategi yang berhasil. Ini adalah langkah penting menuju menjadi trader yang konsisten dan profitabel.

10. Tidak Memahami Perbedaan Trading dan Investing

Meskipun keduanya melibatkan pembelian saham, tujuan dan strateginya sangat berbeda:

  • Trading: Berfokus pada keuntungan jangka pendek hingga menengah dengan memanfaatkan fluktuasi harga. Trader seringkali keluar masuk pasar, terkadang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, atau minggu.
  • Investing: Berfokus pada pertumbuhan modal dalam jangka panjang. Investor membeli saham dengan fundamental kuat dan menyimpannya selama bertahun-tahun, mengabaikan fluktuasi harga jangka pendek.

Sebagai pemula, penting untuk memutuskan apakah kamu ingin menjadi trader atau investor, karena pendekatan dan mentalitas yang dibutuhkan sangat berbeda. Kamu bisa melakukan keduanya, tetapi pastikan kamu membedakan portofolio dan strateginya dengan jelas.

Tentu saja, semua pengetahuan dan strategi ini akan menjadi lebih mudah diterapkan jika kamu memiliki platform trading yang andal. Di sinilah Maybank Trade ID hadir untuk membantumu. Dengan fitur-fitur yang lengkap dan user-friendly, Maybank Trade ID adalah aplikasi trading yang tepat untuk kamu para pemula. Mulai dari analisis teknikal dan fundamental yang terintegrasi, hingga fitur Smart Order yang mudah digunakan, Maybank Trade ID membantu setiap langkah investasimu agar terencana dengan baik.

Cerdas Trading Saham: 10 Kesalahan Trader Pemula
Tips and Edu
by Jazzy Refadebby
17:36, 16 September 2025
logo
Source : MSID Investment Education

Apakah kamu seorang pemula yang baru saja terjun ke dunia trading saham? Pasar saham bukan hanya tempat untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga sekolah yang mengajarkan kedisiplinan, analisis, dan kontrol emosi. Banyak pemula yang sering kali melakukan kesalahan yang bisa berujung pada kerugian, karena itu kenali dulu sebelum mencobanya, agar dapat sukses di pasar modal.

1. Tidak Memiliki Rencana Trading yang Jelas

Rencana trading bukan sekadar daftar saham yang akan dibeli. Ini adalah dokumen komprehensif yang berfungsi sebagai panduan utama dalam setiap keputusan trading kamu. Rencana ini harus mencakup:

  • Tujuan Finansial: Apakah kamu ingin mencari keuntungan jangka pendek atau membangun kekayaan dalam jangka panjang?
  • Strategi Masuk dan Keluar: Kriteria apa yang kamu gunakan untuk membeli (misalnya, saat harga saham menembus resistance atau ketika indikator teknikal tertentu memberikan sinyal beli)? Dan kapan kamu harus menjual (misalnya, saat mencapai target keuntungan atau ketika harga turun ke level stop loss)?
  • Manajemen Risiko: Berapa persentase modal yang siap kamu risikokan untuk satu transaksi? Aturan umumnya adalah tidak lebih dari 1-2% per transaksi.
  • Saham Pilihan: Fokus pada sektor atau saham yang kamu pahami. Jangan trading saham hanya karena namanya terdengar menarik atau hanya ikut-ikutan.

2. Tidak Menguasai Analisis Fundamental dan Teknikal

Dua jenis analisis ini adalah fondasi dari setiap keputusan investasi yang cerdas.

  • Analisis Fundamental: Metode ini berfokus pada nilai intrinsik perusahaan. Kamu akan menganalisis laporan keuangan (balance sheet, income statement, cash flow statement), model bisnis, keunggulan kompetitif, dan manajemen perusahaan. Tujuanmu adalah menentukan apakah harga saham saat ini lebih rendah dari nilai seharusnya (undervalued) atau sebaliknya (overvalued).
  • Analisis Teknikal: Ini adalah studi tentang pergerakan harga dan volume historis. Kamu akan menggunakan grafik, pola harga, dan berbagai indikator teknikal seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), dan MACD untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Analisis ini membantu kamu mengidentifikasi tren, titik masuk, dan titik keluar yang optimal.

Trader yang sukses sering menggabungkan keduanya. Mereka menggunakan analisis fundamental untuk memilih saham yang "bagus" dan analisis teknikal untuk menentukan "kapan" waktu terbaik untuk membeli atau menjual.

3. Terlalu Fokus pada Saham "Gorengan"

Saham "gorengan" adalah istilah yang sering digunakan untuk saham dengan harga murah (seringkali di bawah Rp500) yang pergerakannya sangat volatil dan tidak didukung oleh kinerja fundamental perusahaan. Pergerakan harga ini seringkali dimanipulasi oleh spekulan.

Para pemula sering terjebak dalam jebakan ini karena janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, saham-saham ini memiliki risiko kerugian yang sangat tinggi. Ketika spekulan keluar, harga saham bisa anjlok drastis dan kamu bisa kehilangan seluruh modalmu. Untuk pemula, biasanya lebih aman untuk fokus pada saham-saham blue chip atau saham lapis kedua yang memiliki fundamental kuat, likuiditas tinggi, dan pergerakan harga yang lebih stabil.

4. Tidak Menggunakan Stop Loss

Stop loss adalah alat manajemen risiko yang krusial. Ini adalah perintah otomatis yang akan menjual sahammu jika harganya turun hingga level yang telah kamu tetapkan sebelumnya. Misalnya, jika kamu membeli saham di harga Rp1.000 dan menetapkan stop loss di Rp950, sahammu akan otomatis terjual jika harganya turun ke Rp950.

Kesalahan pemula adalah tidak menggunakan stop loss karena berharap harga saham akan pulih. Namun, dalam banyak kasus, harga justru terus turun, dan kerugianmu menjadi semakin besar. Dengan stop loss, kamu membatasi kerugian dan melindungi modalmu, memungkinkanmu untuk trading kembali di lain waktu. Kamu bisa menemukan fungsi ini di fitur Smart Order dalam aplikasi Maybank Trade ID.

5. Berani Ambil Risiko Terlalu Besar

Prinsip diversifikasi adalah kunci. Investasi atau trading seluruh modalmu pada satu atau dua saham adalah strategi yang sangat berisiko. Jika saham tersebut jatuh, kamu akan menderita kerugian besar. Dengan menyebarkan modalmu ke beberapa saham di sektor yang berbeda (misalnya, consumer goods, technology, banking), kamu bisa mengurangi risiko secara signifikan. Jika satu saham berkinerja buruk, saham lain mungkin bisa menutupi kerugian tersebut. Namun, pastikan agar jenisnya tidak terlalu banyak, biasanya para pemula memilih lima saham dengan sektor yang berbeda.

6. Terpengaruh Berita dan Hoax

Di era media sosial, informasi menyebar dengan cepat, dan tidak semua informasi itu benar. Berita atau rumor yang beredar di grup chat atau forum internet seringkali menyesatkan. Jangan pernah membeli atau menjual saham hanya berdasarkan rumor. Selalu verifikasi informasi dari sumber yang kredibel seperti laporan resmi perusahaan, berita dari media terpercaya, atau riset dari lembaga keuangan. FOMO (Fear of Missing Out) adalah jebakan emosional yang sering membuat pemula membeli di puncak harga dan akhirnya merugi. Untuk menghindari hal tersebut, Maybank Trade ID memiliki fitur Insight yang diberikan langsung dari analis terpercaya.

7. Tidak Belajar dari Kesalahan

Setiap trader, bahkan yang paling sukses, pernah mengalami kerugian. Yang membedakan mereka adalah cara mereka menghadapi kerugian tersebut. Alih-alih menyalahkan pasar atau faktor eksternal, trader yang cerdas melihat kerugian sebagai peluang untuk belajar. Mereka mengevaluasi ulang mengapa transaksi tersebut gagal, apakah ada kesalahan dalam analisis atau eksekusi, dan mencatatnya. Pembelajaran ini akan membuatmu menjadi trader yang lebih baik di masa depan.

8. Terlalu Emosional dalam Mengambil Keputusan

Emosi adalah musuh terburuk trader. Keserakahan bisa membuatmu tidak menjual saham yang sudah untung, berharap harganya naik lebih tinggi lagi, padahal harga bisa berbalik arah kapan saja. Selain itu, ketakutan bisa membuatmu menjual saham dalam panik saat harganya turun sedikit, padahal penurunan tersebut bisa jadi hanya koreksi normal sebelum kembali naik.

Disiplin dan kepatuhan pada rencana trading yang telah kamu buat akan membantu mengendalikan emosi ini. Jika kamu sudah menetapkan target keuntungan (profit taking) dan stop loss, patuhi itu tanpa ragu.

9. Tidak Melakukan Trading Journal

Trading journal adalah alat yang powerful untuk refleksi dan perbaikan diri. Ini adalah catatan harian dari setiap transaksi yang kamu lakukan. Jurnal ini harus berisi:

  • Tanggal dan Waktu Transaksi
  • Nama Saham dan Harga Beli/Jual
  • Jumlah Saham
  • Alasan Beli (Analisis apa yang kamu gunakan?)
  • Hasil Transaksi (Untung/Rugi)
  • Catatan Pribadi (Apa yang bisa kamu pelajari dari transaksi ini?)

Dengan trading journal, kamu bisa melihat pola trading-mu, mengidentifikasi kesalahan yang sering terulang, dan memperkuat strategi yang berhasil. Ini adalah langkah penting menuju menjadi trader yang konsisten dan profitabel.

10. Tidak Memahami Perbedaan Trading dan Investing

Meskipun keduanya melibatkan pembelian saham, tujuan dan strateginya sangat berbeda:

  • Trading: Berfokus pada keuntungan jangka pendek hingga menengah dengan memanfaatkan fluktuasi harga. Trader seringkali keluar masuk pasar, terkadang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, atau minggu.
  • Investing: Berfokus pada pertumbuhan modal dalam jangka panjang. Investor membeli saham dengan fundamental kuat dan menyimpannya selama bertahun-tahun, mengabaikan fluktuasi harga jangka pendek.

Sebagai pemula, penting untuk memutuskan apakah kamu ingin menjadi trader atau investor, karena pendekatan dan mentalitas yang dibutuhkan sangat berbeda. Kamu bisa melakukan keduanya, tetapi pastikan kamu membedakan portofolio dan strateginya dengan jelas.

Tentu saja, semua pengetahuan dan strategi ini akan menjadi lebih mudah diterapkan jika kamu memiliki platform trading yang andal. Di sinilah Maybank Trade ID hadir untuk membantumu. Dengan fitur-fitur yang lengkap dan user-friendly, Maybank Trade ID adalah aplikasi trading yang tepat untuk kamu para pemula. Mulai dari analisis teknikal dan fundamental yang terintegrasi, hingga fitur Smart Order yang mudah digunakan, Maybank Trade ID membantu setiap langkah investasimu agar terencana dengan baik.

hero
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
icon

Trading yang Mulus dan Efisien

Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.

icon

Advanced Analytics dan Real-Time Data

Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.

icon

Dipercaya oleh Ribuan Orang

Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.

Download New Maybank Trade ID by clicking these buttons below
App Store
Play Store
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
hero
Trading yang Mulus dan Efisien
hero
Advanced Analytics dan Real-Time Data
hero
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Download Maybank Trade ID
app-storeapp-store

Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo KSEILogo IDLogo SIPFLogo Nabung

Alamat Kantor Pusat

Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

iconiconicon

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo Nabung
Logo KSEILogo IDLogo SIPF