Cara Menemukan Saham "Undervalued" Ala Warren Buffett
15:31, 29 September 2025
Tips and Edu
By Jazzy Refadebby

logo
Source : MSID Investment Education

Siapa yang tidak kenal dengan Warren Buffett? Dengan kekayaan mencapai lebih dari $100 miliar, ia adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa. Rahasia kesuksesannya bukan terletak pada trading harian atau spekulasi, melainkan pada filosofi investasi yang sederhana namun kuat: mencari saham undervalued.

Dalam dunia investasi, saham undervalued adalah saham perusahaan yang fundamentalnya kuat, namun harganya di pasar lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Ini seperti membeli mobil mewah dengan harga mobil biasa. Tentu saja, ini adalah peluang emas. Pertanyaannya, bagaimana cara menemukan saham-saham "tersembunyi" ini?

Apa Itu Value Investing? Apakah Masih Relevan di Era Digital?

Value investing adalah strategi investasi yang berfokus pada pembelian aset (dalam hal ini, saham) yang harganya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Benjamin Graham, mentor Warren Buffett.

Berbeda dengan growth investing yang mengejar saham perusahaan start-up dengan pertumbuhan pesat, value investing lebih sabar dan fokus pada nilai jangka panjang. Meskipun pasar terus berubah dengan kehadiran teknologi dan fintech, filosofi ini tetap relevan. Mengapa? Karena prinsip dasarnya adalah tentang logika bisnis, bukan euforia pasar. Nilai sebuah perusahaan tidak pernah usang, bahkan di era digital.

Buffett selalu menekankan, "Harga adalah apa yang kamu bayar. Value adalah apa yang kamu dapatkan." Ini adalah inti dari value investing.

Ciri-Ciri Saham Undervalued Menurut Warren Buffett

Sebelum kita masuk ke strategi praktis, penting untuk memahami ciri-ciri perusahaan yang disukai Buffett: Bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang kualitas bisnis.

  • Fundamental Perusahaan Kuat
    Saham undervalued bukan saham "sampah" yang harganya anjlok. Sebaliknya, saham ini adalah perusahaan yang fundamentalnya kokoh, memiliki manajemen yang baik, dan mampu menghasilkan keuntungan konsisten.
  • Memiliki Competitive Advantage (Moat)
    Moat adalah keunggulan kompetitif jangka panjang yang dimiliki suatu perusahaan untuk melindungi pangsa pasar dan profitabilitasnya dari persaingan. Hal ini bisa berupa brand yang kuat (misalnya, Coca-Cola), memiliki paten, memonopoli pasar, atau memiliki keunggulan biaya. Buffett lebih memilih perusahaan yang memiliki moat yang kuat.
  • Hutang Rendah dan Cash Flow Positif
    Perusahaan yang sehat finansialnya memiliki hutang yang terkendali dan arus kas yang lancar. Ini menunjukkan bahwa bisnis tersebut mampu membiayai operasinya sendiri tanpa terlalu bergantung pada pinjaman.
  • Manajemen Jujur dan Kompeten
    Buffett sering berinvestasi pada perusahaan yang ia percaya manajemennya memiliki integritas dan visi—hal ini adalah kunci sukses jangka panjang baginya.

Langkah Praktis Menerapkan Strategi Value Investing Ala Warren Buffett

1. Pahami Diri Sendiri: Investasi dalam Circle of Competence

Buffett sering mengatakan, "Risiko datang dari tidak tahu apa yang kamu lakukan." Jangan berinvestasi di industri atau perusahaan yang tidak kamu pahami. Fokuslah pada sektor yang kamu kuasai. Misalnya, jika kamu seorang developer, mungkin kamu lebih memahami perusahaan teknologi. Jika kamu ahli di bidang retail, mungkin kamu lebih nyaman berinvestasi di sektor consumer goods. Dengan cara ini, kamu bisa menganalisis perusahaan dengan lebih mendalam dan menghindari keputusan yang impulsif.

2. Analisis Kinerja Keuangan: Bukan Hanya Laporan Tahunan

Meskipun Buffett tidak menggunakan analisis teknikal, ia sangat detail dalam membaca laporan keuangan. Beberapa metrik yang perlu kamu perhatikan:

  • Rasio P/E (Price to Earning Ratio): Mengukur harga saham dibandingkan dengan laba per saham. Rasio P/E yang rendah bisa mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued, tapi harus dibandingkan dengan industri sejenis.
  • Rasio P/B (Price to Book Ratio): Membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Jika P/B kurang dari 1, bisa jadi saham itu undervalued. Namun, ini juga perlu dianalisis lebih lanjut karena tidak semua aset perusahaan tercatat sesuai nilai pasarnya.
  • ROE (Return on Equity): Mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang dimiliki pemegang saham. ROE yang tinggi dan stabil adalah ciri perusahaan yang sehat.
  • D/E (Debt to Equity Ratio): Mengukur rasio hutang terhadap modal. Rasio yang rendah menunjukkan perusahaan tidak memiliki beban hutang yang terlalu besar.

3. Cari Tahu Nilai Intrinsik Perusahaan

Langkah ini adalah paling krusial. Nilai intrinsik adalah nilai "sejati" dari sebuah perusahaan, terlepas dari harga sahamnya di pasar. Ada berbagai metode untuk menghitungnya, yang paling umum adalah Discounted Cash Flow (DCF). Metode ini memperkirakan nilai perusahaan saat ini berdasarkan proyeksi arus kas masa depannya.

Meskipun terdengar rumit, kamu bisa menggunakan pendekatan sederhana. Jika harga saham saat ini jauh di bawah perkiraan nilai intrinsikmu, itulah saatnya kamu mulai mempertimbangkan untuk membeli.

4. Beli dengan Margin of Safety

Margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik perusahaan dengan harga sahamnya di pasar. Buffett tidak akan membeli saham hanya karena harganya sedikit di bawah nilai intrinsiknya. Ia akan menunggu hingga harganya turun drastis, menciptakan "ruang aman" yang besar. Tujuannya adalah untuk melindungi modal investasi jika perkiraan nilai intrinsikmu meleset. Dengan kata lain, ia mencari harga yang sangat murah.

Mengapa Strategi Warren Buffett Cocok untuk Investor Jangka Panjang?

Berinvestasi ala Buffett membutuhkan kesabaran. Ia tidak pernah panik saat pasar sedang koreksi atau jatuh. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai kesempatan untuk "berbelanja" saham perusahaan berkualitas dengan harga diskon. Filosofi ini sangat cocok untuk investor yang:

  • Tidak ingin pusing dengan pergerakan harga harian: Value investing berfokus pada nilai bisnis, bukan fluktuasi harga.
  • Memiliki tujuan finansial jangka panjang: Saham undervalued yang dibeli hari ini, berpotensi tumbuh berkali-kali lipat dalam 5, 10, atau 20 tahun ke depan.
  • Ingin membangun kekayaan secara konsisten dan aman: Pendekatan ini meminimalisir risiko karena kamu membeli aset dengan nilai yang terjamin.

Menemukan saham undervalued ala Warren Buffett bukanlah hal yang mustahil, bukan juga tentang formula ajaib, melainkan tentang ketekunan dalam menganalisis, kesabaran dalam menunggu, dan pemahaman yang mendalam tentang bisnis yang kamu investasikan. Mulailah dengan memahami circle of competence kamu, pelajari laporan keuangan, dan tunggu saat yang tepat dengan margin of safety yang memadai.

Kunci sukses investasi ada di tangan kamu sendiri. Maybank Trade ID menyediakan berbagai fitur lengkap untuk membantu kamu untuk #MakinPahamSaham dalam menganalisis saham, memantau pergerakan pasar, hingga melakukan transaksi dengan mudah. Dengan data dan fitur yang up-to-date, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas dan strategis.

Siap berburu saham undervalued dan menjadi investor cerdas seperti Warren Buffett? Yuk, unduh aplikasi Maybank Trade ID sekarang juga di App Store atau Google Play Store, dan mulai pengalaman investasi kamu!

Cara Menemukan Saham "Undervalued" Ala Warren Buffett
Tips and Edu
by Jazzy Refadebby
15:31, 29 September 2025
logo
Source : MSID Investment Education

Siapa yang tidak kenal dengan Warren Buffett? Dengan kekayaan mencapai lebih dari $100 miliar, ia adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa. Rahasia kesuksesannya bukan terletak pada trading harian atau spekulasi, melainkan pada filosofi investasi yang sederhana namun kuat: mencari saham undervalued.

Dalam dunia investasi, saham undervalued adalah saham perusahaan yang fundamentalnya kuat, namun harganya di pasar lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Ini seperti membeli mobil mewah dengan harga mobil biasa. Tentu saja, ini adalah peluang emas. Pertanyaannya, bagaimana cara menemukan saham-saham "tersembunyi" ini?

Apa Itu Value Investing? Apakah Masih Relevan di Era Digital?

Value investing adalah strategi investasi yang berfokus pada pembelian aset (dalam hal ini, saham) yang harganya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Benjamin Graham, mentor Warren Buffett.

Berbeda dengan growth investing yang mengejar saham perusahaan start-up dengan pertumbuhan pesat, value investing lebih sabar dan fokus pada nilai jangka panjang. Meskipun pasar terus berubah dengan kehadiran teknologi dan fintech, filosofi ini tetap relevan. Mengapa? Karena prinsip dasarnya adalah tentang logika bisnis, bukan euforia pasar. Nilai sebuah perusahaan tidak pernah usang, bahkan di era digital.

Buffett selalu menekankan, "Harga adalah apa yang kamu bayar. Value adalah apa yang kamu dapatkan." Ini adalah inti dari value investing.

Ciri-Ciri Saham Undervalued Menurut Warren Buffett

Sebelum kita masuk ke strategi praktis, penting untuk memahami ciri-ciri perusahaan yang disukai Buffett: Bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang kualitas bisnis.

  • Fundamental Perusahaan Kuat
    Saham undervalued bukan saham "sampah" yang harganya anjlok. Sebaliknya, saham ini adalah perusahaan yang fundamentalnya kokoh, memiliki manajemen yang baik, dan mampu menghasilkan keuntungan konsisten.
  • Memiliki Competitive Advantage (Moat)
    Moat adalah keunggulan kompetitif jangka panjang yang dimiliki suatu perusahaan untuk melindungi pangsa pasar dan profitabilitasnya dari persaingan. Hal ini bisa berupa brand yang kuat (misalnya, Coca-Cola), memiliki paten, memonopoli pasar, atau memiliki keunggulan biaya. Buffett lebih memilih perusahaan yang memiliki moat yang kuat.
  • Hutang Rendah dan Cash Flow Positif
    Perusahaan yang sehat finansialnya memiliki hutang yang terkendali dan arus kas yang lancar. Ini menunjukkan bahwa bisnis tersebut mampu membiayai operasinya sendiri tanpa terlalu bergantung pada pinjaman.
  • Manajemen Jujur dan Kompeten
    Buffett sering berinvestasi pada perusahaan yang ia percaya manajemennya memiliki integritas dan visi—hal ini adalah kunci sukses jangka panjang baginya.

Langkah Praktis Menerapkan Strategi Value Investing Ala Warren Buffett

1. Pahami Diri Sendiri: Investasi dalam Circle of Competence

Buffett sering mengatakan, "Risiko datang dari tidak tahu apa yang kamu lakukan." Jangan berinvestasi di industri atau perusahaan yang tidak kamu pahami. Fokuslah pada sektor yang kamu kuasai. Misalnya, jika kamu seorang developer, mungkin kamu lebih memahami perusahaan teknologi. Jika kamu ahli di bidang retail, mungkin kamu lebih nyaman berinvestasi di sektor consumer goods. Dengan cara ini, kamu bisa menganalisis perusahaan dengan lebih mendalam dan menghindari keputusan yang impulsif.

2. Analisis Kinerja Keuangan: Bukan Hanya Laporan Tahunan

Meskipun Buffett tidak menggunakan analisis teknikal, ia sangat detail dalam membaca laporan keuangan. Beberapa metrik yang perlu kamu perhatikan:

  • Rasio P/E (Price to Earning Ratio): Mengukur harga saham dibandingkan dengan laba per saham. Rasio P/E yang rendah bisa mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued, tapi harus dibandingkan dengan industri sejenis.
  • Rasio P/B (Price to Book Ratio): Membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Jika P/B kurang dari 1, bisa jadi saham itu undervalued. Namun, ini juga perlu dianalisis lebih lanjut karena tidak semua aset perusahaan tercatat sesuai nilai pasarnya.
  • ROE (Return on Equity): Mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang dimiliki pemegang saham. ROE yang tinggi dan stabil adalah ciri perusahaan yang sehat.
  • D/E (Debt to Equity Ratio): Mengukur rasio hutang terhadap modal. Rasio yang rendah menunjukkan perusahaan tidak memiliki beban hutang yang terlalu besar.

3. Cari Tahu Nilai Intrinsik Perusahaan

Langkah ini adalah paling krusial. Nilai intrinsik adalah nilai "sejati" dari sebuah perusahaan, terlepas dari harga sahamnya di pasar. Ada berbagai metode untuk menghitungnya, yang paling umum adalah Discounted Cash Flow (DCF). Metode ini memperkirakan nilai perusahaan saat ini berdasarkan proyeksi arus kas masa depannya.

Meskipun terdengar rumit, kamu bisa menggunakan pendekatan sederhana. Jika harga saham saat ini jauh di bawah perkiraan nilai intrinsikmu, itulah saatnya kamu mulai mempertimbangkan untuk membeli.

4. Beli dengan Margin of Safety

Margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik perusahaan dengan harga sahamnya di pasar. Buffett tidak akan membeli saham hanya karena harganya sedikit di bawah nilai intrinsiknya. Ia akan menunggu hingga harganya turun drastis, menciptakan "ruang aman" yang besar. Tujuannya adalah untuk melindungi modal investasi jika perkiraan nilai intrinsikmu meleset. Dengan kata lain, ia mencari harga yang sangat murah.

Mengapa Strategi Warren Buffett Cocok untuk Investor Jangka Panjang?

Berinvestasi ala Buffett membutuhkan kesabaran. Ia tidak pernah panik saat pasar sedang koreksi atau jatuh. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai kesempatan untuk "berbelanja" saham perusahaan berkualitas dengan harga diskon. Filosofi ini sangat cocok untuk investor yang:

  • Tidak ingin pusing dengan pergerakan harga harian: Value investing berfokus pada nilai bisnis, bukan fluktuasi harga.
  • Memiliki tujuan finansial jangka panjang: Saham undervalued yang dibeli hari ini, berpotensi tumbuh berkali-kali lipat dalam 5, 10, atau 20 tahun ke depan.
  • Ingin membangun kekayaan secara konsisten dan aman: Pendekatan ini meminimalisir risiko karena kamu membeli aset dengan nilai yang terjamin.

Menemukan saham undervalued ala Warren Buffett bukanlah hal yang mustahil, bukan juga tentang formula ajaib, melainkan tentang ketekunan dalam menganalisis, kesabaran dalam menunggu, dan pemahaman yang mendalam tentang bisnis yang kamu investasikan. Mulailah dengan memahami circle of competence kamu, pelajari laporan keuangan, dan tunggu saat yang tepat dengan margin of safety yang memadai.

Kunci sukses investasi ada di tangan kamu sendiri. Maybank Trade ID menyediakan berbagai fitur lengkap untuk membantu kamu untuk #MakinPahamSaham dalam menganalisis saham, memantau pergerakan pasar, hingga melakukan transaksi dengan mudah. Dengan data dan fitur yang up-to-date, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas dan strategis.

Siap berburu saham undervalued dan menjadi investor cerdas seperti Warren Buffett? Yuk, unduh aplikasi Maybank Trade ID sekarang juga di App Store atau Google Play Store, dan mulai pengalaman investasi kamu!

hero
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
icon

Trading yang Mulus dan Efisien

Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.

icon

Advanced Analytics dan Real-Time Data

Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.

icon

Dipercaya oleh Ribuan Orang

Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.

Download New Maybank Trade ID by clicking these buttons below
App Store
Play Store
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
hero
Trading yang Mulus dan Efisien
hero
Advanced Analytics dan Real-Time Data
hero
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Download Maybank Trade ID
app-storeapp-store

Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo KSEILogo IDLogo SIPFLogo Nabung

Alamat Kantor Pusat

Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

iconiconicon

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo Nabung
Logo KSEILogo IDLogo SIPF