Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 mencapai 4,95% year on year (YoY). Pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05% YoY dan perkiraan pasar sebesar 5,0%.

Hal ini menandai pertumbuhan PDB terlemah sejak Triwulan ke-3 tahun 2023 karena pertumbuhan konsumsi swasta hampir tidak berubah (4,91% vs 4,93% di Triwulan ke-2), sementara ekspor (9,09% vs 8,28%) tumbuh lebih kecil dibandingkan impor (11,47% vs 7,79%). Sementara itu, investasi tetap (5,15% vs 4,43%) dan belanja pemerintah (4,62% vs 1,42%) meningkat. Dari segi produksi, output melambat pada sektor transportasi (8,64% 9,56%), komunikasi (6,86% vs 7,66%), perdagangan besar & eceran (4,82% vs 4,86%), asuransi dan jasa keuangan (5,49% vs 7,90%), dan layanan kesehatan (7,64% vs 8,56%). 

PDB Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 5,2% tahun ini, setelah mencatat kenaikan sebesar 5,05% pada tahun 2023. 

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, perekonomian Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III-2024 atas harga berlaku sebesar Rp5.638,9 triliun. Sementara itu pertumbuhan berdasarkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp3.279,6 triliun.

 “Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024, bila dibandingkan dengan kuartal III-2023 atau secara year on year tumbuh sebesar 4,95%," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11).

Bila dibandingkan dengan kuartal II-2024 secara quarter to quarter (QtQ) tumbuh sebesar 1,50%. Amalia menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03% sepanjang Januari hingga September 2024 (c-to-c).

Sumber : Trading Economics, Kontan

Disclaimer

Data atau informasi yang tersedia hanya sebagai referensi. Keputusan bertransaksi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengguna.