9 Perbedaan Saham vs Reksadana: Mana Lebih Untung?
16:30, 8 September 2025
Tips and Edu
By Jazzy Refadebby

logo
Source : MSID Investment Education

Saat mulai merencanakan keuangan jangka panjang, kamu mungkin bingung memilih antara investasi saham dan reksa dana. Keduanya memang sering disebut-sebut sebagai pilihan utama untuk membangun kekayaan, tetapi pendekatannya sangat berbeda. Saham menawarkan kontrol penuh namun menuntut pemahaman lebih, sedangkan reksa dana memberi kemudahan karena dikelola oleh manajer investasi. 

Supaya kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya investasimu, penting untuk memahami perbedaan mendasarnya secara menyeluruh.

Apa Itu Investasi Saham? 

Investasi saham adalah kegiatan menanamkan dana dengan membeli saham atau kepemilikan atas suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek. Dengan membeli sahamnya, kamu menjadi salah satu pemilik (meski kecil) dari perusahaan tersebut, dan berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan, biasanya dalam bentuk dividen serta potensi kenaikan harga saham (capital gain).

Berbeda dengan trading saham yang bersifat jangka pendek, investasi saham biasanya dilakukan dengan tujuan jangka panjang. Fokusnya bukan pada fluktuasi harga harian, tapi pada pertumbuhan nilai perusahaan seiring waktu. Semakin berkembang perusahaan tersebut, semakin besar pula potensi keuntungan yang kamu dapatkan sebagai investor.

Misalnya kamu membeli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 50 lot (5.000 lembar saham) di harga Rp3.500 per lembar.

Total modalmu adalah:
Rp3.500 × 5.000 lembar= Rp17,500,000
Beberapa tahun kemudian, seiring pertumbuhan bisnis digital dan infrastruktur jaringan Telkom, harga sahamnya naik menjadi Rp4.800 per lembar.
Jika kamu menjual saham tersebut, kamu akan memperoleh:
Rp4.800 × 5.000 lembar= Rp24,000,000
Artinya kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp6.500.000 (Rp24.000.000 – Rp17.500.000).

Selain itu, selama kamu menyimpan saham TLKM, kamu juga mungkin mendapatkan dividen tahunan dari keuntungan perusahaan. Misalnya TLKM membagikan Rp200 per lembar setiap tahun.

Dari dividen ini, kamu akan mendapat:
Rp200 × 5.000 lembar= Rp1.000.000 per tahun


Apa Itu Investasi Reksa Dana? 

Investasi reksa dana adalah bentuk investasi di mana dana dari banyak investor, termasuk kamu, dikumpulkan dan dikelola oleh seorang manajer investasi profesional untuk dibelikan ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang, atau campuran dari semuanya.

Dengan kata lain, ketika kamu berinvestasi di reksa dana, kamu tidak membeli saham atau obligasi secara langsung, melainkan membeli unit penyertaan dari sebuah reksa dana. Nantinya, manajer investasi yang akan menentukan strategi, memilih aset, dan mengelola portofolio tersebut atas nama para investor.

Misalnya kamu membeli Reksa Dana Saham ABC senilai Rp1.000.000. Dana tersebut, bersama dana dari investor lain, akan dikelola oleh manajer investasi dan ditempatkan di beberapa saham blue chip, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Jika kinerja saham-saham itu meningkat, maka nilai unit penyertaan reksa dana kamu akan naik, dan kamu bisa menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.


Setelah mengenal apa itu investasi saham dan investasi reksa dana, yuk, kita lihat 9 perbedaannya. 


9 Perbedaan Saham dengan Reksadana

  1. Cara Kerja

    Ketika kamu membeli saham, artinya kamu membeli sebagian kepemilikan dari sebuah perusahaan yang tercatat di bursa efek, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) . Kamu bebas memilih sendiri perusahaan mana yang ingin kamu beli sahamnya, kapan akan membeli, dan kapan akan menjual. Artinya, semua keputusan ada di tanganmu. Agar keputusanmu tepat, kamu perlu mempelajari laporan keuangan perusahaan, tren industrinya, serta kondisi makroekonomi yang bisa memengaruhi harga saham.

    Reksa dana adalah wadah investasi kolektif. Dana kamu, bersama dana dari investor lainnya, dikumpulkan oleh perusahaan manajer investasi, lalu dikelola dan diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, pasar uang, atau yang lainnya. Kamu hanya perlu memilih jenis reksa dana sesuai tujuan (misalnya: reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang, atau campuran), lalu manajer investasi akan mengeksekusi strategi investasinya. Kamu tidak memilih saham satu per satu, melainkan membeli “paket” investasi yang sudah dirancang profesional.
  2. Cara Pengelolaan

    Saham: Kamu perlu mempelajari grafik harga (analisis teknikal), mendalami laporan keuangan (analisis fundamental), memantau berita ekonomi, dan rutin mengevaluasi portofolio. Proses ini membekali kamu dengan:
    • Kontrol penuh: kamu dapat memilih saham sesuai profil risiko, sektor, atau tren yang kamu yakini.
      Respons cepat: saat ada peluang atau risiko tiba-tiba, kamu bisa langsung menyesuaikan posisi untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian.
    • Optimalisasi biaya: tanpa biaya manajemen, seluruh hasil investasi—dividen maupun capital gain—menjadi milikmu sepenuhnya.
    • Pembelajaran berkelanjutan: setiap langkah trading meningkatkan wawasan pasar dan keahlian analitis kamu, membentuk investor mandiri yang siap mengambil peluang di kondisi apa pun.
    • Reksa Dana: Manajer investasi bersertifikat menangani semua aspek teknis—mulai pemilihan aset, diversifikasi, hingga penyesuaian portofolio. Pendekatan ini cocok jika kamu ingin hasil yang relatif stabil tanpa harus memantau pasar secara harian.

  3. Tingkat Risiko

    Saham:
    Karena kamu memilih saham sendiri dan mengandalkan keputusan pribadi, risikonya cenderung lebih tinggi. Jika salah memilih emiten atau timing pembelian kurang tepat, kerugian bisa signifikan. Volatilitas pasar, sentimen investor, atau kejadian tak terduga (misalnya krisis global) juga dapat memperparah penurunan harga.

    Namun, risiko tinggi ini justru memberi peluang imbal hasil luar biasa bagi investor yang cermat. Dengan strategi yang tepat—seperti:
    - Diversifikasi portofolio (menyebar investasi ke beberapa saham/sektor),
    - Stop-loss & cut-loss untuk membatasi kerugian otomatis,
    - Memilih saham blue chip yang likuid dan fundamentalnya kuat,
    - Position sizing menyesuaikan alokasi modal sesuai toleransi risiko—kamu bisa meminimalkan downside dan memaksimalkan potensi keuntungan.

    Reksa Dana:

    Portofolio sudah terdiversifikasi oleh manajer investasi, sehingga risiko tersebar di berbagai instrumen (saham, obligasi, pasar uang). Fluktuasi satu aset cenderung ter-offset oleh pergerakan aset lain, menghasilkan nilai investasi yang lebih stabil. Meski demikian, nilai unit penyertaan tetap dapat turun—terutama pada reksa dana saham—jika pasar secara keseluruhan sedang lesu.

  4. Potensi Keuntungan

    Potensi keuntungan saham lebih tinggi jika kamu mampu memilih saham unggulan dan waktu beli yang tepat. Harga saham bisa naik sangat signifikan dalam waktu tertentu. Misalnya, saham tertentu bisa naik 50–100% dalam setahun, jauh melebihi bunga tabungan atau deposito. Namun, potensi ini datang dengan risiko yang lebih tinggi.

    Keuntungan reksa dana umumnya lebih moderate. Karena dikelola secara kolektif dan konservatif. Potensi return-nya lebih stabil tapi jarang melonjak drastis.

  5. Modal Awal

    Pembelian saham harus minimal 1 lot (100 lembar saham). Misalnya, jika kamu ingin membeli saham PT Astra International Tbk (ASII) seharga Rp5.000 per lembar, kamu butuh Rp500.000. Kalau ingin portofolio yang lebih beragam, tentu butuh modal lebih besar.

    Sementara untuk reksa dana, modal awalnya sangat ringan. Banyak platform digital atau aplikasi bank digital yang menawarkan reksa dana mulai dari Rp10.000–Rp100.000. Sangat terjangkau untuk pemula.

    Meski memerlukan modal lebih besar dari reksa dana, kamu juga bisa menyesuaikan pembelian saham sesuai anggaran. Ada banyak saham yang harganya terjangkau (bahkan di bawah Rp1.000 per lembar), sehingga kamu tetap bisa memulai dengan modal terbatas. Dalam jangka panjang, nilai saham bisa tumbuh signifikan, menjadikan investasi awal lebih berharga.

  6. Akses & Tingkat Kemudahan

    Untuk memulai investasi saham, kamu cukup membuka rekening efek di perusahaan sekuritas pilihan—prosesnya cepat dan semakin mudah berkat layanan digital. Di sisi lain, reksa dana menawarkan akses praktis lewat aplikasi keuangan, e-wallet, atau marketplace dengan antarmuka yang sederhana—ideal bagi investor pemula.

    Memang, memahami mekanisme pasar dan membaca data saham memerlukan sedikit usaha belajar, tapi kini banyak platform menyediakan modul edukasi, grafik interaktif, dan rekomendasi langkah demi langkah untuk membimbingmu.

    Aplikasi trading saham modern seperti Maybank Trade ID menggabungkan kemudahan bertransaksi dengan beberapa fitur edukatif:
    - Insight pasar real-time untuk melihat pergerakan harga dan volume secara langsung.
    - Update market setiap hari bursa di kanal Youtube Maybank Sekuritas
    - Analisis tren terintegrasi yang membantu kamu mengenali peluang dan risiko.
    - Price Alert untuk notifikasi peluang investasi agar kamu tidak ketinggalan momen penting.

    Dengan belajar sambil praktik melalui aplikasi ini, kamu dapat membangun pemahaman pasar, mengasah keterampilan analisis, dan mengelola portofolio sendiri—semua dalam satu genggaman. Jadikan pengalaman investasi lebih menyenangkan dan bermakna, sekaligus #makinpahamsaham setiap harinya.

  7. Transparansi Aset dan Pergerakan Harga

    Kamu bisa melihat harga saham di pasar, grafik historis, volume transaksi, hingga laporan keuangan perusahaan yang terbuka untuk publik secara langsung dan real-time. Informasi ini bisa diakses kapan pun secara online, sehingga kamu bisa membuat keputusan berdasarkan data yang konkret.

    Portofolio reksa dana umumnya hanya dilaporkan secara berkala (harian/mingguan/bulanan). Kamu tidak bisa melihat secara langsung aset-aset apa yang sedang dibeli atau dijual manajer investasi pada saat itu.

  8. Fleksibilitas Strategi

    Dengan saham, kamu bebas menerapkan strategi apa pun sesuai profil risikomu: Konservatif, moderat atau bahkan agresif yang menggunakan strategi teknikal yang aktif seperti swing trading. Kamu bisa menyesuaikan gaya investasimu kapan saja. Kamu punya fleksibilitas penuh dalam merancang dan mengubah strategi untuk mengejar tujuan keuangan pribadi.

    Berbeda dengan reksa dana, strategi investasi sudah ditentukan oleh manajer investasi dan kamu hanya bisa memilih berdasarkan jenis reksa dananya (misalnya reksa dana saham, campuran, atau pasar uang).

  9. Tingkat Penyesuaian Pajak

    Pajak atas capital gain dari jual beli saham di Indonesia tergolong ringan dan langsung dipotong saat transaksi (final tax sebesar 0,1% dari nilai penjualan). Dividen juga dikenakan pajak final 10%, tapi kamu bisa merancang strategi untuk efisiensi pajak, misalnya dengan menyimpan saham jangka panjang dan memanfaatkan dividen.

    Keuntungan dari reksa dana tidak dikenakan pajak langsung, tetapi ketika unit dijual, tidak ada skema pajak final otomatis seperti saham. Meski kelihatannya ringan, mekanisme pajaknya tidak sefleksibel saham dalam hal perencanaan jangka panjang.


Memilih antara investasi saham dan reksa dana bukan soal mana yang lebih baik secara mutlak, tapi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, waktu, dan kenyamanan kamu dalam mengelola risiko. 


Jika kamu tertarik dengan pendekatan yang lebih aktif, ingin terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, dan siap mempelajari dinamika pasar, maka investasi saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, jika kamu lebih nyaman dengan pendekatan yang praktis dan dikelola oleh profesional, reksa dana bisa menjadi solusi yang efisien.


Bagi kamu yang ingin mulai menjelajahi dunia investasi saham dengan lebih percaya diri, aplikasi Maybank Trade ID siap menjadi partner terbaikmu. Dilengkapi dengan fitur real-time trading, data pasar lengkap, serta tampilan yang ramah pengguna, Maybank Trade ID membantu kamu mengakses pasar saham dengan mudah dan aman, langsung dari smartphone kamu!

9 Perbedaan Saham vs Reksadana: Mana Lebih Untung?
Tips and Edu
by Jazzy Refadebby
16:30, 8 September 2025
logo
Source : MSID Investment Education

Saat mulai merencanakan keuangan jangka panjang, kamu mungkin bingung memilih antara investasi saham dan reksa dana. Keduanya memang sering disebut-sebut sebagai pilihan utama untuk membangun kekayaan, tetapi pendekatannya sangat berbeda. Saham menawarkan kontrol penuh namun menuntut pemahaman lebih, sedangkan reksa dana memberi kemudahan karena dikelola oleh manajer investasi. 

Supaya kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya investasimu, penting untuk memahami perbedaan mendasarnya secara menyeluruh.

Apa Itu Investasi Saham? 

Investasi saham adalah kegiatan menanamkan dana dengan membeli saham atau kepemilikan atas suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek. Dengan membeli sahamnya, kamu menjadi salah satu pemilik (meski kecil) dari perusahaan tersebut, dan berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan, biasanya dalam bentuk dividen serta potensi kenaikan harga saham (capital gain).

Berbeda dengan trading saham yang bersifat jangka pendek, investasi saham biasanya dilakukan dengan tujuan jangka panjang. Fokusnya bukan pada fluktuasi harga harian, tapi pada pertumbuhan nilai perusahaan seiring waktu. Semakin berkembang perusahaan tersebut, semakin besar pula potensi keuntungan yang kamu dapatkan sebagai investor.

Misalnya kamu membeli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 50 lot (5.000 lembar saham) di harga Rp3.500 per lembar.

Total modalmu adalah:
Rp3.500 × 5.000 lembar= Rp17,500,000
Beberapa tahun kemudian, seiring pertumbuhan bisnis digital dan infrastruktur jaringan Telkom, harga sahamnya naik menjadi Rp4.800 per lembar.
Jika kamu menjual saham tersebut, kamu akan memperoleh:
Rp4.800 × 5.000 lembar= Rp24,000,000
Artinya kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp6.500.000 (Rp24.000.000 – Rp17.500.000).

Selain itu, selama kamu menyimpan saham TLKM, kamu juga mungkin mendapatkan dividen tahunan dari keuntungan perusahaan. Misalnya TLKM membagikan Rp200 per lembar setiap tahun.

Dari dividen ini, kamu akan mendapat:
Rp200 × 5.000 lembar= Rp1.000.000 per tahun


Apa Itu Investasi Reksa Dana? 

Investasi reksa dana adalah bentuk investasi di mana dana dari banyak investor, termasuk kamu, dikumpulkan dan dikelola oleh seorang manajer investasi profesional untuk dibelikan ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang, atau campuran dari semuanya.

Dengan kata lain, ketika kamu berinvestasi di reksa dana, kamu tidak membeli saham atau obligasi secara langsung, melainkan membeli unit penyertaan dari sebuah reksa dana. Nantinya, manajer investasi yang akan menentukan strategi, memilih aset, dan mengelola portofolio tersebut atas nama para investor.

Misalnya kamu membeli Reksa Dana Saham ABC senilai Rp1.000.000. Dana tersebut, bersama dana dari investor lain, akan dikelola oleh manajer investasi dan ditempatkan di beberapa saham blue chip, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Jika kinerja saham-saham itu meningkat, maka nilai unit penyertaan reksa dana kamu akan naik, dan kamu bisa menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.


Setelah mengenal apa itu investasi saham dan investasi reksa dana, yuk, kita lihat 9 perbedaannya. 


9 Perbedaan Saham dengan Reksadana

  1. Cara Kerja

    Ketika kamu membeli saham, artinya kamu membeli sebagian kepemilikan dari sebuah perusahaan yang tercatat di bursa efek, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) . Kamu bebas memilih sendiri perusahaan mana yang ingin kamu beli sahamnya, kapan akan membeli, dan kapan akan menjual. Artinya, semua keputusan ada di tanganmu. Agar keputusanmu tepat, kamu perlu mempelajari laporan keuangan perusahaan, tren industrinya, serta kondisi makroekonomi yang bisa memengaruhi harga saham.

    Reksa dana adalah wadah investasi kolektif. Dana kamu, bersama dana dari investor lainnya, dikumpulkan oleh perusahaan manajer investasi, lalu dikelola dan diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, pasar uang, atau yang lainnya. Kamu hanya perlu memilih jenis reksa dana sesuai tujuan (misalnya: reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang, atau campuran), lalu manajer investasi akan mengeksekusi strategi investasinya. Kamu tidak memilih saham satu per satu, melainkan membeli “paket” investasi yang sudah dirancang profesional.
  2. Cara Pengelolaan

    Saham: Kamu perlu mempelajari grafik harga (analisis teknikal), mendalami laporan keuangan (analisis fundamental), memantau berita ekonomi, dan rutin mengevaluasi portofolio. Proses ini membekali kamu dengan:
    • Kontrol penuh: kamu dapat memilih saham sesuai profil risiko, sektor, atau tren yang kamu yakini.
      Respons cepat: saat ada peluang atau risiko tiba-tiba, kamu bisa langsung menyesuaikan posisi untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian.
    • Optimalisasi biaya: tanpa biaya manajemen, seluruh hasil investasi—dividen maupun capital gain—menjadi milikmu sepenuhnya.
    • Pembelajaran berkelanjutan: setiap langkah trading meningkatkan wawasan pasar dan keahlian analitis kamu, membentuk investor mandiri yang siap mengambil peluang di kondisi apa pun.
    • Reksa Dana: Manajer investasi bersertifikat menangani semua aspek teknis—mulai pemilihan aset, diversifikasi, hingga penyesuaian portofolio. Pendekatan ini cocok jika kamu ingin hasil yang relatif stabil tanpa harus memantau pasar secara harian.

  3. Tingkat Risiko

    Saham:
    Karena kamu memilih saham sendiri dan mengandalkan keputusan pribadi, risikonya cenderung lebih tinggi. Jika salah memilih emiten atau timing pembelian kurang tepat, kerugian bisa signifikan. Volatilitas pasar, sentimen investor, atau kejadian tak terduga (misalnya krisis global) juga dapat memperparah penurunan harga.

    Namun, risiko tinggi ini justru memberi peluang imbal hasil luar biasa bagi investor yang cermat. Dengan strategi yang tepat—seperti:
    - Diversifikasi portofolio (menyebar investasi ke beberapa saham/sektor),
    - Stop-loss & cut-loss untuk membatasi kerugian otomatis,
    - Memilih saham blue chip yang likuid dan fundamentalnya kuat,
    - Position sizing menyesuaikan alokasi modal sesuai toleransi risiko—kamu bisa meminimalkan downside dan memaksimalkan potensi keuntungan.

    Reksa Dana:

    Portofolio sudah terdiversifikasi oleh manajer investasi, sehingga risiko tersebar di berbagai instrumen (saham, obligasi, pasar uang). Fluktuasi satu aset cenderung ter-offset oleh pergerakan aset lain, menghasilkan nilai investasi yang lebih stabil. Meski demikian, nilai unit penyertaan tetap dapat turun—terutama pada reksa dana saham—jika pasar secara keseluruhan sedang lesu.

  4. Potensi Keuntungan

    Potensi keuntungan saham lebih tinggi jika kamu mampu memilih saham unggulan dan waktu beli yang tepat. Harga saham bisa naik sangat signifikan dalam waktu tertentu. Misalnya, saham tertentu bisa naik 50–100% dalam setahun, jauh melebihi bunga tabungan atau deposito. Namun, potensi ini datang dengan risiko yang lebih tinggi.

    Keuntungan reksa dana umumnya lebih moderate. Karena dikelola secara kolektif dan konservatif. Potensi return-nya lebih stabil tapi jarang melonjak drastis.

  5. Modal Awal

    Pembelian saham harus minimal 1 lot (100 lembar saham). Misalnya, jika kamu ingin membeli saham PT Astra International Tbk (ASII) seharga Rp5.000 per lembar, kamu butuh Rp500.000. Kalau ingin portofolio yang lebih beragam, tentu butuh modal lebih besar.

    Sementara untuk reksa dana, modal awalnya sangat ringan. Banyak platform digital atau aplikasi bank digital yang menawarkan reksa dana mulai dari Rp10.000–Rp100.000. Sangat terjangkau untuk pemula.

    Meski memerlukan modal lebih besar dari reksa dana, kamu juga bisa menyesuaikan pembelian saham sesuai anggaran. Ada banyak saham yang harganya terjangkau (bahkan di bawah Rp1.000 per lembar), sehingga kamu tetap bisa memulai dengan modal terbatas. Dalam jangka panjang, nilai saham bisa tumbuh signifikan, menjadikan investasi awal lebih berharga.

  6. Akses & Tingkat Kemudahan

    Untuk memulai investasi saham, kamu cukup membuka rekening efek di perusahaan sekuritas pilihan—prosesnya cepat dan semakin mudah berkat layanan digital. Di sisi lain, reksa dana menawarkan akses praktis lewat aplikasi keuangan, e-wallet, atau marketplace dengan antarmuka yang sederhana—ideal bagi investor pemula.

    Memang, memahami mekanisme pasar dan membaca data saham memerlukan sedikit usaha belajar, tapi kini banyak platform menyediakan modul edukasi, grafik interaktif, dan rekomendasi langkah demi langkah untuk membimbingmu.

    Aplikasi trading saham modern seperti Maybank Trade ID menggabungkan kemudahan bertransaksi dengan beberapa fitur edukatif:
    - Insight pasar real-time untuk melihat pergerakan harga dan volume secara langsung.
    - Update market setiap hari bursa di kanal Youtube Maybank Sekuritas
    - Analisis tren terintegrasi yang membantu kamu mengenali peluang dan risiko.
    - Price Alert untuk notifikasi peluang investasi agar kamu tidak ketinggalan momen penting.

    Dengan belajar sambil praktik melalui aplikasi ini, kamu dapat membangun pemahaman pasar, mengasah keterampilan analisis, dan mengelola portofolio sendiri—semua dalam satu genggaman. Jadikan pengalaman investasi lebih menyenangkan dan bermakna, sekaligus #makinpahamsaham setiap harinya.

  7. Transparansi Aset dan Pergerakan Harga

    Kamu bisa melihat harga saham di pasar, grafik historis, volume transaksi, hingga laporan keuangan perusahaan yang terbuka untuk publik secara langsung dan real-time. Informasi ini bisa diakses kapan pun secara online, sehingga kamu bisa membuat keputusan berdasarkan data yang konkret.

    Portofolio reksa dana umumnya hanya dilaporkan secara berkala (harian/mingguan/bulanan). Kamu tidak bisa melihat secara langsung aset-aset apa yang sedang dibeli atau dijual manajer investasi pada saat itu.

  8. Fleksibilitas Strategi

    Dengan saham, kamu bebas menerapkan strategi apa pun sesuai profil risikomu: Konservatif, moderat atau bahkan agresif yang menggunakan strategi teknikal yang aktif seperti swing trading. Kamu bisa menyesuaikan gaya investasimu kapan saja. Kamu punya fleksibilitas penuh dalam merancang dan mengubah strategi untuk mengejar tujuan keuangan pribadi.

    Berbeda dengan reksa dana, strategi investasi sudah ditentukan oleh manajer investasi dan kamu hanya bisa memilih berdasarkan jenis reksa dananya (misalnya reksa dana saham, campuran, atau pasar uang).

  9. Tingkat Penyesuaian Pajak

    Pajak atas capital gain dari jual beli saham di Indonesia tergolong ringan dan langsung dipotong saat transaksi (final tax sebesar 0,1% dari nilai penjualan). Dividen juga dikenakan pajak final 10%, tapi kamu bisa merancang strategi untuk efisiensi pajak, misalnya dengan menyimpan saham jangka panjang dan memanfaatkan dividen.

    Keuntungan dari reksa dana tidak dikenakan pajak langsung, tetapi ketika unit dijual, tidak ada skema pajak final otomatis seperti saham. Meski kelihatannya ringan, mekanisme pajaknya tidak sefleksibel saham dalam hal perencanaan jangka panjang.


Memilih antara investasi saham dan reksa dana bukan soal mana yang lebih baik secara mutlak, tapi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, waktu, dan kenyamanan kamu dalam mengelola risiko. 


Jika kamu tertarik dengan pendekatan yang lebih aktif, ingin terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, dan siap mempelajari dinamika pasar, maka investasi saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, jika kamu lebih nyaman dengan pendekatan yang praktis dan dikelola oleh profesional, reksa dana bisa menjadi solusi yang efisien.


Bagi kamu yang ingin mulai menjelajahi dunia investasi saham dengan lebih percaya diri, aplikasi Maybank Trade ID siap menjadi partner terbaikmu. Dilengkapi dengan fitur real-time trading, data pasar lengkap, serta tampilan yang ramah pengguna, Maybank Trade ID membantu kamu mengakses pasar saham dengan mudah dan aman, langsung dari smartphone kamu!

hero
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
icon

Trading yang Mulus dan Efisien

Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.

icon

Advanced Analytics dan Real-Time Data

Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.

icon

Dipercaya oleh Ribuan Orang

Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.

Download New Maybank Trade ID by clicking these buttons below
App Store
Play Store
Maybank Trade ID, Investasi Pintar dan Cepat
hero
Trading yang Mulus dan Efisien
hero
Advanced Analytics dan Real-Time Data
hero
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Download Maybank Trade ID
app-storeapp-store

Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo KSEILogo IDLogo SIPFLogo Nabung

Alamat Kantor Pusat

Maybank Sekuritas Indonesia

Sentral Senayan III Lantai 22,

Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,

Senayan, Jakarta 10270

Jam Operasional

Senin - Jumat

Pukul 08.30 - 16.30

Pada Hari Kerja

iconiconicon

PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Logo IDXLogo Nabung
Logo KSEILogo IDLogo SIPF