Saat mulai merencanakan keuangan jangka panjang, kamu mungkin bingung memilih antara investasi saham dan reksa dana. Keduanya memang sering disebut-sebut sebagai pilihan utama untuk membangun kekayaan, tetapi pendekatannya sangat berbeda. Saham menawarkan kontrol penuh namun menuntut pemahaman lebih, sedangkan reksa dana memberi kemudahan karena dikelola oleh manajer investasi.
Supaya kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya investasimu, penting untuk memahami perbedaan mendasarnya secara menyeluruh.
Investasi saham adalah kegiatan menanamkan dana dengan membeli saham atau kepemilikan atas suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek. Dengan membeli sahamnya, kamu menjadi salah satu pemilik (meski kecil) dari perusahaan tersebut, dan berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan, biasanya dalam bentuk dividen serta potensi kenaikan harga saham (capital gain).
Berbeda dengan trading saham yang bersifat jangka pendek, investasi saham biasanya dilakukan dengan tujuan jangka panjang. Fokusnya bukan pada fluktuasi harga harian, tapi pada pertumbuhan nilai perusahaan seiring waktu. Semakin berkembang perusahaan tersebut, semakin besar pula potensi keuntungan yang kamu dapatkan sebagai investor.
Misalnya kamu membeli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 50 lot (5.000 lembar saham) di harga Rp3.500 per lembar.
Total modalmu adalah:
Rp3.500 × 5.000 lembar= Rp17,500,000
Beberapa tahun kemudian, seiring pertumbuhan bisnis digital dan infrastruktur jaringan Telkom, harga sahamnya naik menjadi Rp4.800 per lembar.
Jika kamu menjual saham tersebut, kamu akan memperoleh:
Rp4.800 × 5.000 lembar= Rp24,000,000
Artinya kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp6.500.000 (Rp24.000.000 – Rp17.500.000).
Selain itu, selama kamu menyimpan saham TLKM, kamu juga mungkin mendapatkan dividen tahunan dari keuntungan perusahaan. Misalnya TLKM membagikan Rp200 per lembar setiap tahun.
Dari dividen ini, kamu akan mendapat:
Rp200 × 5.000 lembar= Rp1.000.000 per tahun
Investasi reksa dana adalah bentuk investasi di mana dana dari banyak investor, termasuk kamu, dikumpulkan dan dikelola oleh seorang manajer investasi profesional untuk dibelikan ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang, atau campuran dari semuanya.
Dengan kata lain, ketika kamu berinvestasi di reksa dana, kamu tidak membeli saham atau obligasi secara langsung, melainkan membeli unit penyertaan dari sebuah reksa dana. Nantinya, manajer investasi yang akan menentukan strategi, memilih aset, dan mengelola portofolio tersebut atas nama para investor.
Misalnya kamu membeli Reksa Dana Saham ABC senilai Rp1.000.000. Dana tersebut, bersama dana dari investor lain, akan dikelola oleh manajer investasi dan ditempatkan di beberapa saham blue chip, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Jika kinerja saham-saham itu meningkat, maka nilai unit penyertaan reksa dana kamu akan naik, dan kamu bisa menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Setelah mengenal apa itu investasi saham dan investasi reksa dana, yuk, kita lihat 9 perbedaannya.
Memilih antara investasi saham dan reksa dana bukan soal mana yang lebih baik secara mutlak, tapi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, waktu, dan kenyamanan kamu dalam mengelola risiko.
Jika kamu tertarik dengan pendekatan yang lebih aktif, ingin terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, dan siap mempelajari dinamika pasar, maka investasi saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, jika kamu lebih nyaman dengan pendekatan yang praktis dan dikelola oleh profesional, reksa dana bisa menjadi solusi yang efisien.
Bagi kamu yang ingin mulai menjelajahi dunia investasi saham dengan lebih percaya diri, aplikasi Maybank Trade ID siap menjadi partner terbaikmu. Dilengkapi dengan fitur real-time trading, data pasar lengkap, serta tampilan yang ramah pengguna, Maybank Trade ID membantu kamu mengakses pasar saham dengan mudah dan aman, langsung dari smartphone kamu!
Saat mulai merencanakan keuangan jangka panjang, kamu mungkin bingung memilih antara investasi saham dan reksa dana. Keduanya memang sering disebut-sebut sebagai pilihan utama untuk membangun kekayaan, tetapi pendekatannya sangat berbeda. Saham menawarkan kontrol penuh namun menuntut pemahaman lebih, sedangkan reksa dana memberi kemudahan karena dikelola oleh manajer investasi.
Supaya kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya investasimu, penting untuk memahami perbedaan mendasarnya secara menyeluruh.
Investasi saham adalah kegiatan menanamkan dana dengan membeli saham atau kepemilikan atas suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek. Dengan membeli sahamnya, kamu menjadi salah satu pemilik (meski kecil) dari perusahaan tersebut, dan berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan, biasanya dalam bentuk dividen serta potensi kenaikan harga saham (capital gain).
Berbeda dengan trading saham yang bersifat jangka pendek, investasi saham biasanya dilakukan dengan tujuan jangka panjang. Fokusnya bukan pada fluktuasi harga harian, tapi pada pertumbuhan nilai perusahaan seiring waktu. Semakin berkembang perusahaan tersebut, semakin besar pula potensi keuntungan yang kamu dapatkan sebagai investor.
Misalnya kamu membeli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 50 lot (5.000 lembar saham) di harga Rp3.500 per lembar.
Total modalmu adalah:
Rp3.500 × 5.000 lembar= Rp17,500,000
Beberapa tahun kemudian, seiring pertumbuhan bisnis digital dan infrastruktur jaringan Telkom, harga sahamnya naik menjadi Rp4.800 per lembar.
Jika kamu menjual saham tersebut, kamu akan memperoleh:
Rp4.800 × 5.000 lembar= Rp24,000,000
Artinya kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp6.500.000 (Rp24.000.000 – Rp17.500.000).
Selain itu, selama kamu menyimpan saham TLKM, kamu juga mungkin mendapatkan dividen tahunan dari keuntungan perusahaan. Misalnya TLKM membagikan Rp200 per lembar setiap tahun.
Dari dividen ini, kamu akan mendapat:
Rp200 × 5.000 lembar= Rp1.000.000 per tahun
Investasi reksa dana adalah bentuk investasi di mana dana dari banyak investor, termasuk kamu, dikumpulkan dan dikelola oleh seorang manajer investasi profesional untuk dibelikan ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang, atau campuran dari semuanya.
Dengan kata lain, ketika kamu berinvestasi di reksa dana, kamu tidak membeli saham atau obligasi secara langsung, melainkan membeli unit penyertaan dari sebuah reksa dana. Nantinya, manajer investasi yang akan menentukan strategi, memilih aset, dan mengelola portofolio tersebut atas nama para investor.
Misalnya kamu membeli Reksa Dana Saham ABC senilai Rp1.000.000. Dana tersebut, bersama dana dari investor lain, akan dikelola oleh manajer investasi dan ditempatkan di beberapa saham blue chip, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Jika kinerja saham-saham itu meningkat, maka nilai unit penyertaan reksa dana kamu akan naik, dan kamu bisa menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Setelah mengenal apa itu investasi saham dan investasi reksa dana, yuk, kita lihat 9 perbedaannya.
Memilih antara investasi saham dan reksa dana bukan soal mana yang lebih baik secara mutlak, tapi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, waktu, dan kenyamanan kamu dalam mengelola risiko.
Jika kamu tertarik dengan pendekatan yang lebih aktif, ingin terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, dan siap mempelajari dinamika pasar, maka investasi saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, jika kamu lebih nyaman dengan pendekatan yang praktis dan dikelola oleh profesional, reksa dana bisa menjadi solusi yang efisien.
Bagi kamu yang ingin mulai menjelajahi dunia investasi saham dengan lebih percaya diri, aplikasi Maybank Trade ID siap menjadi partner terbaikmu. Dilengkapi dengan fitur real-time trading, data pasar lengkap, serta tampilan yang ramah pengguna, Maybank Trade ID membantu kamu mengakses pasar saham dengan mudah dan aman, langsung dari smartphone kamu!
Trading yang Mulus dan Efisien
Buka potensi trading saham dengan Maybank Trade ID, aplikasi andalan Anda untuk trading yang mulus dan efisien. Baik Anda seorang investor berpengalaman atau baru memulai, platform kami menjamin pengalaman perdagangan yang lancar.
Advanced Analytics dan Real-Time Data
Maybank Trade ID menyediakan data pasar real-time dan analisis lanjutan, memberi Anda kekuatan untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi. Tetap selangkah lebih maju dari pasar dengan platform canggih kami.
Dipercaya oleh Ribuan Orang
Bergabunglah dengan ribuan trader yang mempercayai Maybank Trade ID untuk kebutuhan investasi mereka. Unduh sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju trading yang lebih cerdas dengan alat intuitif dan dukungan yang dapat diandalkan.
Alamat Kantor Pusat Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Alamat Kantor Pusat
Maybank Sekuritas Indonesia
Sentral Senayan III Lantai 22,
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta 10270
Jam Operasional
Senin - Jumat
Pukul 08.30 - 16.30
Pada Hari Kerja
PT Maybank Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)